RASIKAFM.COM
Edit Content
logo rasika 105.6FM
Jadwal Imsakiyah

DPR minta Pemkot Salatiga lakukan deteksi dini monitoring kesehatan warganya

Ketua-DPRD-Kota-Salatiga-Dance-Ishak-Palit-menjenguk-Febri-Sapto-Muatno-36-di-rumahnya-di-Jalan-Pramuka-Rt-Rw-5-Kampung-Krajan-Kelurahan-Salatiga-Kecamatan-Sidorejo-Kota-Salatiga-karena-menderita-kelumpuhan
Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit menjenguk Febri Sapto Muatno (36) di rumahnya di Jalan Pramuka Rt 8/Rw 5, Kampung Krajan, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga karena menderita kelumpuhan. (28-2-20) poto istimewa

SALATIGA – Untuk mengantisipasi merebaknya penyakit dikota Salatiga  ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melakukan deteksi dini masalah kesehatan di masyarakat.

Penegasan itu  disampaikan Dance usai menjenguk Febri Sapto Muatno (36) di rumahnya di Jalan Pramuka Rt 8/Rw 5, Kampung Krajan, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga karena menderita kelumpuhan.

Ketua DPRD Salatiga  mengatakan intervensi negara dalam mengatasi masalah kesehatan dinilai sangat penting karena bagian dari tanggungjawab pemerintah.

“Saya berharap kedepan tidak ada lagi Febri-febri lain yang sakit sampai belasan tahun dan baru ketahuan setelah ramai diberitakan” ungkap Dance kepada rasikafm.com.
Menurut Dance, tindakan preventif oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga memegang peranan penting dalam menjamin masyarakat hidup sehat dan apabila mengalami sakit mendapat penanganan tepat.

Dilain pihak dirinya mengapresiasi dinas terkait bersama relawan yang turut memberikan perhatian atas masalah Febri. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Salatiga Rohadi menjelaskan sampai sejauh ini dalam penanganan kesehatan Febri telah dibantu pengurusan BPJS.

“Yang sedang kami usahakan juga alat bantu dengar karena pendengaran juga bermasalah. Lalu kebutuhan hidup logistik kami tanggung,” ujarnya

Orangtua Febri, Taryono (60) mengaku senang banyak pihak memberikan perhatian terhadap kesehatan anaknya.“Febri lumpuh sudah 17 tahun, itu karena jatuh dalam keadaan terduduk. Dia dahulunya ikut jadi pemain band, sempat juga keracunan” ungkap Taryono.

Kepala DKK Siti Zuraidah mengatakan dari hasil investigasi yang bersangkutan mengalami lumpuh layu selama 17 tahun lantaran mengkonsumsi obat jenis kortikosteroid tanpa resep dokter selama 3 tahun lamanya.

“Kasus Febri ini bukan penyakit baru atau langka tetapi karena salah pengobatan. Penderita awalnya jatuh terduduk kemungkinan ada patah di tulang belakang yang mengakibatkan lumpuh pinggang ke bawah,” terangnya Menurut Zuraidah penyebab lain penderita mengalami lumpuh karena tiduran dalam jangka waktu lama sehingga otot-otot mengecil dan sendi menjadi kaku selayaknya kayu.

Ia menambahkan, DKK Salatiga sendiri akan membantu penderita agar mendapatkan perawatan secara medis oleh dokter spesialis syaraf RSUD.

“Yang bersangkutan nantinya akan didampingi kader untuk personal hygiene agar mengurangi dekubitus di kedua kakinya dan difasilitasi oleh Puskesmas Sidorejo Lor,” katanya. Pihaknya menyatakan, penyakit yang diderita Febri termasuk dalam paraplegi extremitas inferior atau kelumpuhan karena terjadi pengeroposan tulang.

Selain penanganan berupa pendampingan dari tenaga medis penderita juga dipastikan memperoleh asupan kebutuhan gizi harian dan pengurusan kartu Indonesia sehat.

“Jadi ini bukan karena ada riwayat mal praktik atau salah diagnosa dokter.Tetapi murni musibah akibat terlalu lama mengkonsumsi obat pereda nyeri tanpa resep dokter. Harusnya obat itu dikonsumsi maksimal 5 hari, bukan sampai jangka tahunan,” jelasnya

(rief)

Tag

TRENDING HARI INI

BACA JUGA

CAPTURE NETIZEN

KABAR POPULER