
SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan membentuk Satgas Jogo Tonggo di setiap RW sebagai pandemic respon berbasis masyarakat. Gerakan ini memanfaatkan kekuataan solidaritas masyarakat untuk memantau dan menjaga tetangga masing-masing.
Jogo Tonggo mengambil spirit solidaritas masyarakat pedesaan yang saling menjaga dan membantu dalam segala hal. Menurut Ganjar, sebelumnya narasi gotong royong sudah ia gerakkan ke seluruh desa di Jawa Tengah. Namun ia canangkan lagi dengan nama Jogo Tonggo disertai instruksi dan koordinasi lebih tegas. Penyiapan aturan ini diperkuat dengan masukan dari BNPB dan para pakar. Gerakan ini mancakup dua hal. Yakni jaring pengaman sosial dan keamanan berupa sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga. Juga jaring pengaman ekonomi, yang terdiri dua hal. Pertama memastikan tidak ada satupun warga yang kelaparan selama wabah Corona. Kedua, mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pasca wabah Corona.
Pada setiap Satgas Jogo Tonggo dipimpin ketua RW dibantu para ketua RT. Satgas ini beranggotakan tim kesehatan, tim ekonomi, dan tim keamanan. Ketua satgas melaporkan kegiatan setiap hari kepada desa atau kelurahan. Gerakan tersebut penting karena ia melihat kemungkinan banyak pengangguran dan langkanya bahan makanan pasca COVID-19. Maka pemerintah mesti bergerak sampai pemerintahan level paling bawah.