
SAYURAN. Harga pertanian, utamanyana jenis sayur mayur anjlok. Banyak petani di Wonosobo membiarkan tanaman yang siap panen membusuk di ladang. (Foto/IST)
RASIKAFM – Petani sayur Kabupaten Wonosobo merugi karena harga mayoritas sayur turun drastis. Hasil sayur yang dihasilkan petani kerap tidak terserap atau tidak ada pembeli. Hasilnya banyak dari sayuran dibiarkan busuk di ladang.
Sebagai contoh harga di petani untuk kubis perkilogram dihargai Rp200-500, cabai hijau Rp5.000 cabai merah Rp7.000. Padahal untuk cabai rawit hijau di kondisi normal perkilogram Rp9.000-Rp10.000. Seledri yang biasanya Rp7.000, saat ini hanya Rp2.000 Menurut petani harga tersebut tidak cukup sekedar untuk memanen kemudian membawa hasil tani ke rumah.
Syarif Petani asal Desa Buntu Kejajar mengatakan, pelambatan daya beli masyarakat, diduga disebabkan pandemi yang tak kunjung usai. Biaya panen atau petik hingga packing, lebih mahal dari pada harga panen, akhirnya dibiarkan membusuk. Namun ada juga yang disedekahkan.
Kondisi tersebut jelas menjadi beban berat petani, sebab biaya atau ongkos produksi pertanian sudah tinggi. Bahkan banyak petani meminjam ke bank atau lembaga keunangan lainnya untuk modal bertani.