
UNGARAN – Hingga bulan Februari 2020, tercatat ada 30 bencana terjadi di Kabupaten Semarang. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto menuturkan, paling banyak terjadi bencana tanah longsor dan puting beliung. Bencana-bencana tersebut, ujar Heru, terjadi di Kecamatan Bandungan, Banyubiru, Sumowono, dan Ungaran Timur.
“Kami mengantisipasinya mulai dari posko siaga yang selalu disiapkan 24 jam, begitu ada bencana maka SDM dan peralatan selalu siap,” Â katanya.
Heru menjelaskan, menumbuhkan budaya sadar bencana diperlukan, sebab menurutnya korban bencana alam disebabkan tidak ada kesiapsiagaan diri menghadapi bencana.
“Kami tekankan agar masyarakat bisa menumbuhkan kesadaran dalam menyikapi bencana,” ungkapnya.
Di tingkat BPBD Kabupaten Semarang, menurutnya kesadaran dicontohkan dengan sumber daya manusia dan peralatan mitigasi bencana yang siap. Ia menilai potensi relawan BPBD Kabupaten Semarang siap untuk melakukan evakuasi jika sewaktu-waktu ada bencana besar terjadi di Kabupaten Semarang. Namun, jika hanya mengandalkan BPBD maka ia menilai evakuasi menjadi kurang maksimal.
“Misalnya berbagi tugas antar OPD, klaster kesehatan tugasnya apa. Klaster pendidikan tugasnya apa, klaster sosial bagaimana dan lain-lain. Dengan demikian bisa lebih maksimal,” paparnya.
Heru menambahkan, pihaknya juga mengagendakan pelatihan bersama dalam mitigasi bencana dengan OPD terkait, serta unsur TNI dan Polri.
(win)