
UNGARAN – Mohammad Hasan atau lebih dikenal dengan Bob Hasan, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII tutup usia, Selasa (31/3/2020) siang. Jenasah Bob Hasan dimakamkan di lokasi Taman Makam Pahlawan Jenderal TNI Gatot Soebroto, di kawasan Sidomulyo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Rabu (1/4/2020) siang dengan pengawalan ketat dari Polres Semarang, Kodim 0714/ Salatiga, Korem 073/ Makutarama dan Kodam IV Diponegoro.
“Seperti yang disampaikan oleh pihak keluarga, beliau memiliki dedikasi yang tinggi untuk bangsa ini, sebab pernah menjabat sebagai menteri perindustrian dan perdagangan era 98,” ungkap Panglima Kodam (Pangdam) IV Diponegoro, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Mochamad Effendi usai menghadiri upacara pemakaman, Rabu (1/4/2020) siang.
Disampaikan oleh Pangdam, almarhum Bob Hasan semasa hidup pernah diberi tugas oleh Jenderal TNI Ahmad Yani untuk membantu Teritori IV yang menjadi cikal bakal Kodam IV Diponegoro.
“Selain sebagai pengusaha, almarhum dikenal punya kegiatan sosial yang cukup banyak dan memajukan olahraga di Indonesia. Saya juga baru tahu beliau pernah ditugaskan oleh Jenderal Ahmad Yani untuk membantu teritori IV,” ungkapnya.
Ditanya perihal pemakaman menggunakan upacara militer, Pangdam menjelaskan jika almarhum Bob Hasan dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputra, sehingga memiliki hak untuk dimakamkan secara upacara militer.
“Kita doakan semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” tutupnya.
Juru bicara keluarga Suryo Pratomo mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah Republik Indonesia atas pengakuan terhadap dedikasi Bob Hasan semasa hidup.
“Ini sebuah apresiasi dan pengakuan luar biasa terhadap apa yang dilakukan oleh almarhum semasa hidup. Kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah RI, jajaran TNI AD dan seluruh pihak,” urainya.
Dipaparkan oleh Suryo, semasa hidup Bob Hasan senantiasa memikirkan masyarakat prasejahtera agar bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
“Hingga beliau jatuh sakit terakhir kemarin, masih memikirkan bagaimana pabrik gula merah dan tapioka di Cilongok bisa diresmikan. Seharusnya bulan Februari kemarin bisa diresmikan, tapi karena kondisi tidak memungkinkan maka ditunda,” paparnya.
Ditambahkan oleh Suryo, kebiasaan Bob Hasan sebelum ramadhan adalah mengunjungi makam Gatot Soebroto yang merupakan ayah angkatnya untuk nyekar sambil bersafari ke beberapa daerah untuk meresmikan beberapa proyek.
“Karena kondisi kesehatan beliau yang tidak memungkinkan untuk bepergian jauh, maka peresmian pabrik belum bisa dilaksanakan hingga beliau wafat,” urainya.
Di masa-masa akhir usia, Bob Hasan juga masih aktif berkeliling wilayah di Indonesia untuk menunaikan tugas yang diamanahkan oleh Yayasan Damandiri, yang merupakan yayasan milik presiden kedua RI, Soeharto.
“Terakhir beliau keliling hampir 1000 kilometer, mulai dari Dieng, Prambanan, Solo dan Semarang dalam rangka menyelesaikan tugas Yayasan Damandiri milik Pak Harto,” paparnya.
Sebagai informasi, Bob Hasan meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta pada Selasa (31/3/2020) pukul 11.00 WIB pada usia 89 tahun.
Selama tiga bulan terakhir, Bob Hasan yang merupakan anak angkat Jenderal TNI Gatot Soebroto ini telah menjalani perawatan intensif untuk melawan penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Jenasah Bob Hasan dikebumikan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Gatot Soebroto di Ungaran. (win)