
PEKALONGAN – Faktor utama pemicu rob, di wilayah pesisir Pekalongan yakni landsubsidence atau penurunan muka tanah. Dimana penurunan muka tanah di pesisir Pekalongan cukup tinggi, yakni sekitar 20 cm pertahun. Hal ini disebabkan oleh pengambilan air muka tanah yang tidak terkendali. Di sisi lain, akademisi menilai pembangunan tanggul penahan rob bukan solusi utama untuk mengatasi rob di pesisir Pekalongan.
Heri Andreas, peneliti dari ITB menjelaskan, penurunan muka tanah yang terjadi di Pekalongan diperkirakan yang terbesar, karena adanya pembangunan hotel, rumah sakit, dan kantor yang masih menggunakan sumur bor dan pamsimas.
Andreas memaparkan, pada tahun 2020 ini sekitar 7.771 rumah terdampak banjir rob, dan diperkirakan 29.808 rumah akan terdampak pada dekade mendatang. Potensi kerugian ekonomi saat ini diperkirakan mencapai Rp3,7 triliun, dan diperkirakan dapat mencapai Rp8,5 triliun pada dekade mendatang. Menurutnya, untuk mengatasi rob pembangunan tanggul bukanlah solusi utama. Namun pengambilan air muka tanah harus dikendalikan. Serta upaya alternatif lainnya adalah dengan merelokasi warga ke tempat yang aman.