
UNGARAN – Berbagai sektor di Kabupaten Semarang tengah menyiapkan langkah-langkah dalam rangka menuju fase Normal Baru. Mulai dari sektor ekonomi, pariwisata, peribadatan hingga pendidikan, baik formal maupun lingkungan pondok pesantren.
“Kami normatif saja, tetap sesuai protokol kesehatan. Santri yang ingin kembali ke pondok harus membawa surat keterangan sehat, dicek suhu badannya dan sebagainya,” ungkap KH. Muhammad Hanif, pengasuh pondok pesantren (ponpes) Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang saat dihubungi, Selasa (9/6/2020).
Dijelaskan oleh Gus Hanif (sapaan akrab KH. Muhammad Hanif), selain menerapkan protokol kesehatan, santri yang ingin kembali ke pondok juga diwajibkan diantar oleh wali santri menggunakan kendaraan pribadi.
“Santri wajib diantar orang tuanya tidak dengan kendaraan umum. Sampai sini (ponpes) juga dicek suhu tubuhnya, mandi, ganti pakaian dan segera jalani isolasi mandiri selama 10 sampai 14 hari,” ungkapnya.
Khusus bagi santri yang kemarin dipulangkan akibat pandemi Covid-19, pihaknya juga telah menyiapkan ruang karantina mandiri.
“Total ada 330 santri, tapi kemarin yang pulang sekitar 300-an. Sisanya tetap tinggal di pondok. Bagi mereka yang kemarin pulang dan ingin kembali ke pondok, kami wajibkan karantina mandiri. Ada 8 ruang yang kami siapkan dan maksimal diisi 3 orang saja,” urainya.
Saat ini, lanjut Gus Hanif, ratusan santri tersebut telah kembali ke ponpes per tanggal 8 Juni 2020 secara bertahap. Hal itu agar ruang karantina yang disiapkan mencukupi saat ditempati santri yang menjalani isolasi mandiri.
“Secara bertahap para santri telah kembali ke pondok sejak tanggal 8 Juni kemarin. Misalnya tahap pertama kemarin 25 santri, berikutnya 25 lagi, begitu seterusnya sampai lengkap. Maksudnya agar kamar isolasi mencukupi,” terangnya.
Meski demikian, santri yang berasal dari luar Jawa Tengah belum dibolehkan kembali ke lingkungan ponpes. Terutama mereka yang berasal dari zona merah.
“Santri kami berasal dari banyak daerah. Ada yang dari luar Jawa seperti Jambi, Palembang, Bangka Belitung. Jawa Timur, Jabodetabek juga banyak. Khusus mereka yang dari luar Jateng belum boleh kembali ke pondok dulu. Terlebih dari luar Jawa karena pasti menggunakan transportasi umum, pesawat misalnya”, jelasnya.
Lebih lanjut ditambahkan oleh Gus Hanif, ke depan pihaknya akan mengevaluasi secara bertahap terkait penerapan fase Normal Baru di lingkungan ponpes Edi Mancoro. Saat ini, beberapa kegiatan sudah berjalan, seperti setoran hafalan Alquran.
“Tentunya kami akan evuasi bertahap tentang bagaimana teknis kegiatan yang ada di lingkungan pondok. Misalnya pelaksanaan kajian. Untuk saat ini kegiatan yang sudah berjalan seperti biasa adalah setoran hafalan quran (sorogan) dengan tatap muka langsung. Itu relatif aman karena santri tidak terlalu banyak dan jaraknya tidak berdekatan,” tandasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang, Gunawan Wibisono menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan seluruh pengurus pondok pesantren di Kabupaten Semarang terkait persiapan Normal Baru tersebut.
“Tentunya kami akan menerapkan protokol kesehatan yang sama di lingkungan ponpes. Selanjutnya Dinas Kesehatan melalui puskesmas setempat juga akan melakukan supervisi di lingkungan pondok tentang bagaimana kesiapannya,” ungkapnya. (win)