
SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah menemukan adanya kekosongan kursi siswa yang diterima PPDB Online 2020. Kekosongan tersebut dikarenakan adanya peserta didik yang lebih memilih sekolah swasta meskipun diterima di sekolah negeri melalui PPDB Online.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, penghitungan terkait jumlah keseluruhan kekosongan itu masih dilakukan. Hasil penghitungan akan digunakan sebagai acuan membuat kebijakan baru. Dalam hal ini, pihaknya juga akan mengafirmasi masukan dari berbagai pihak terkait hasil PPDB, seperti adanya anak yang tidak diterima di sekolah negeri padahal rumahnya dekat dengan sekolah.
Ganjar menjelaskan, proses evaluasi setelah pelaksanaan PPDB online juga masih berlangsung di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Faktanya memang ada kekurangan dan kelebihan dari sistem tersebut. Ia mengatakan bahwa pemerintah dalam hal ini akan berupaya maksimal untuk hadir dan mencoba memberikan akses kepada anak-anak untuk sekolah.
Ganjar menambahkan, hasil identifikasi memang ada persebaran sekolah tidak merata maka ada sekolah jarak jauh. Pola SMA Negeri yang menggunakan sistem zonasi dan SMK Negeri dengan sistem prestasi juga menghadirkan subjektivitas tinggi dari calon siswa. Menurutnya, ada calon siswa yang ingin dengan prestasi untuk mendaftar SMA Negeri dan ada yang ingin dengan zonasi untuk mendaftar SMK Negeri padahal keduanya berbeda. (alv)