SALATIGA – Wali Kota Salatiga, Yuliyanto SE, MM, meninjau langsung kegiatan penataan kawasan kumuh perkotaan yang dilaksanakan melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinas Perkim) Kota Salatiga, Senin (29/6/2020). Secara visual, Wali Kota menyatakan bahwa pengerjaan yang ditargetkan akan selesai pada Agustus mendatang tersebut terbilang baik.
“Secara visual, kualitas bahan baku terbilang baik, meski demikian masih ada beberapa catatan, tinggal merapikan saja. Mudah-mudahan pada saat serah terima nanti, kekurangannya bisa diselesaikan secara tuntas, karena masih ada masa pemeliharaan,” tutur Yuliyanto.
Beberapa wilayah kumuh yang menjadi target pembangunan pada tahun ini yakni Tingkir Lor, Blotongan dan Kutowinangun Lor dengan menggunakan dana insentif daerah. Dana insentif daerah ini merupakan dana yang diberikan oleh Pemerintah Pusat ke Pemerintah Kota Salatiga karena beberapa kriteria penghargaan yang diterima, sehingga bantuan ini serta merta digunakan untuk kepentingan pembangunan di masyarakat dalam rangka menata kawasan perkotaan.
“Ini adalah bagian komitmen pemerintah untuk menyelesaikan janji-janji kami berkaitan dengan penataan kawasan kumuh perkotaan melalui Dinas Perkim hingga dua tahun ke depan. Masih ada beberapa kelurahan yang harus diintervensi oleh Pemerintah kaitannya dengan anggaran dan pembangunan penataan permukiman tersebut,” tukas Yuliyanto.
Sementara, Kepala Dinas Perkim, Enny Endang Surtiani, ST, MT, mengatakan bahwa, kegiatan penataan wilayah kumuh yang ditinjau oleh Wali Kota tersebut memang belum sepenuhnya selesai pengerjaannya. Sebab, pembangunan dari anggaran penetapan itu baru akan diserahterimakan pada Bulan Agustus mendatang.
“Anggaran penetapan ini, semuanya akan selesai pada Agustus 2020 dan akan kami usulkan dana lanjutan untuk beautifikasinya. Seperti kegiatan penataan jalan, saluran air dan penerangan di wilayah Blotongan yang sudah selesai, masih akan kami percantik dengan taman dan tempat duduk,” jelas Enny
Enny memaparkan, proyek penataan wilayah kumuh di Kelurahan Tingkir Lor senilai Rp 250 juta dan Blotongan Rp 500 juta, terkait pembangunan kawasan seperti penataan jalan, saluran dan penerangan. Sedangkan di wilayah Kutowinangun Lor, meliputi Benoyo senilai Rp 900 juta, akan dibangun wisata edukasi air dimana anak-anak bisa mengenal biota air, dan Ngentak senilai Rp 900 juta, akan dibangun menjadi kawasan hijau.