RASIKAFM.COM | UNGARAN - Musim kemarau yang mulai melanda tahun ini berimbas pada penurunan elevasi Danau Rawapening yang ada di Kabupaten Semarang. Muka air danau alami tersebut mulai menyusut sehingga berdampak pada pasokan listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jelok yang memanfaatkan air danau Rawapening sebagai penggerak turbinnya.
Disampaikan oleh Koordintor Penjaga Pintu Bendung Jelok, Siswanto, elevasi air di danau Rawapening terus menurun, seiring dengan berlangsungnya musim kemarau dan dampak El Nino tahun 2023 ini. Apalagi sejak ada kesepakatan antara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana dengan para petani yang tergabung dalam Forum Petani Rawa Pening Bersatu (FPRPB) yang menyatakan bahwa elevasi danau Rawapening harus diturunkan agar lahan di sekitar danau bisa ditanami padi.
“Sejak saat itu dilakukan penurunan elevasi danau Rawapening di angka 461,30 mdpl. Dengan berlangsungnya musim kemarau ini, elevasi eksisting danau Rawapening berada di angka 460,83 mdpl,” ujarnya ditemui di pintu air Bendung Jelok, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Selasa (8/8/2023).
Dengan kondisi ini, kata Siswanto, pemanfaatan air danau Rawapening bagi PLTA Jelok sangat minim. Dengan elevasi di angka 460,83 mdpl ini, diperkirakan hanya mampu menghasilkan listrik sebesar 6 megawatt (MW).
“Artinya dampak penurunan elevasi air di danau Rawapening saat ini sudah sangat terasa, terutama untuk PLTA Jelok,” ungkapnya.
Selain PLTA Jelok yang terdampak, lanjutnya, pemanfaatan air baku oleh PT Sarana Tirta Ungaran (STU), di Kecamatan Tuntang sebagai penyuplai air bersih bagi PDAM Kabupaten Semarang juga ikut terkena imbasnya.
“Misalnya untuk pengolahan air bersih yang biasanya membutuhkan sedikit bahan campuran, saat ini butuh lebih banyak (campuran) untuk menjernihkan air baku,” jelasnya.
Terkait dengan antisipasi karena perkiraan musim kemarau dan bakal berlangsung lebih panjang, Siswanto menegaskan, manajemen pengelolaan air di danau Rawapening harus lebih efisien. Misalnya pemakaian air untuk PLTA harus dikurangi, setiap ada penurunan elevasi.
“Maka untuk air yang masih ada saat ini pengelolaannya harus dihemat, jangan sampai nanti penurunan elevasi air ini drop atau turun signifikan dan PLTU Indonesia Power tidak bisa beroperasi malah repot. Karena produksi listrik PLTA Jelok ini juga untuk menopang pasokan kelistrikan Jawa- Bali,” paparnya.
Sementara itu, penurunan elevasi di sekitar pintu Bendung Jelok dimanfaatkan oleh sejumlah warga untuk memancing ikan. Salah satunya Wasito (45) seorang pemancing asal Desa Ngajaran, Kecamatan Tuntang. Menurutnya, ikan akan lebih mudah dikail karena airnya tidak seberapa dalam.
“Ikannya beragam, ada mujair, hijau dan red devil. Kalau musim kemarau ini ikannya lumayan banyak,” kata Wasito. (win)