RASIKAFM.COM | SALATIGA – Keberadaan terminal bus Tingkir dikota Salatiga sekarang bukan hanya untuk bepergian semata. Kini aktifitas kesenian pun bisa lahir.
Seperti yang terjadi pada Sawoeng Sworo, grup keroncong modern. Kelompok musik yang kini eksis itu lahir di terminal tingkir kota Salatiga sekitar bulan Mei 2024.
Kala itu, paska renovasi terminal Tingkir, ada ruangan untuk berkesenian di dekat ruang tunggu penumpang. Beberapa seniman mengisi hiburan. Salah satunya para pecinta keroncong. “Pernah bersama untuk perform di ruang tunggu AKAP, dengan tujuan untuk menghibur para penumpang yang sedang menunggu armada datang,” jelas Agus Taufik, pentolan grup tersebut.
Group ini awalnya hanya di gawangi oleh empat personil, yaitu Agus (pegang cak), Ari (cuk & vocal), Dwi (bass) dan Edi (biola). Dengan alat seadanya yang pada waktu itu alat masih pinjam dan ada juga yang milik pribadi. Selang beberapa minggu kemudian karena dirasa kurang ramai, maka waktu itu diputuskan untuk menambah personil, yaitu masuknya Totok (gitar), Slamet (vocal) dan Yono (cello).
Dari masukan para anggota pada waktu itu, berkeinginan membuat group music kroncong yang modern agar terlihat tampil beda dengan group-group kroncong lainnya. Maka kemudian beberapa bulan setelahnya bertambah lagi masuk 2 orang yaitu Yopi (drum) dan terakhir adalah Basuki (keybord) sehingga menjadi 9 personil.
Jadi lagu-lagu yang dibawakan tidak murni kroncong asli, tapi bisa juga pop, campursari, ambyaran, bahkan dangdut pun bisa di bawakan oleh group ini.
Nama Sawoeng Sworo Solotigo sendiri mempunyai arti Srawung (Bahasa jawa) yang bermakna berkumpul atau bertemu dengan orang lain. Kemudian Sworo (bahasa jawa) yang berarti suara karena dalam bermusik tentu menimbulkan suara. Serta Solotigo yaitu nama kota tempat lahirnya group Sawoeng Sworo Solotigo ini.
Dikarenakan bermain musik khususnya kroncong itu tidak mudah, maka mulailah melatih skill para personil masing-masing. Mereka latihan di rumah Kusnan di Banjaran kec. Sidomukti Salatiga. Latihan rutin seminggu sekali.
Seiring dengan berjalannya waktu, group ini mulai merambah ke tempat-tempat lainnya seperti di kafe pasar rejosari yang tampil setiap malam Sabtu.
Dan dari sinilah Sawoeng Sworo Solotigo mulai dikenal masyarakat Salatiga dan sekitarnya, hingga akhirnya mulai ada yang nanggap atau menggunakan jasa mereka untuk menghibur. Seperti acara HUT Kota Salatiga, wedding, anniversary, dan event-event lainnya.
Tarif manggung pun sebenarnya tidak terlalu mahal, kalua untuk sekelas group music dengan personil sampai 9 orang, bahkan angka nya pun kadang masih bisa di nego.
Dan perlu diketahui para personil ini pun asli putra daerah dari Salatiga semua.