RASIKAFM.COM | UNGARAN – Pemerintah Kabupaten Semarang terus berupaya menindaklanjuti sanksi yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, Kecamatan Bawen, yang hingga kini masih menggunakan sistem open dumping.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, mengakui permasalahan sampah tidak bisa lagi ditangani dengan cara konvensional. Terlebih, biaya yang dibutuhkan untuk menutup sistem open dumping cukup besar jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Kalau dibebankan di APBD Kabupaten Semarang ini cukup besar. Misalnya untuk menutup open dumping saja, dalam satu tahun butuh anggaran sekitar Rp18 miliar,” jelas Ngesti saat ditemui di Ungaran, Kamis (2/10/2025).
Melihat kondisi tersebut, pemkab mencoba menggandeng investor swasta. Salah satunya adalah PT China Water Industry (CWI) yang bergerak di bidang pengolahan sampah dan pengelolaan TPA. MoU sudah ditandatangani, dan saat ini pembahasan teknis kerja sama masih berlangsung.
“Semoga nanti apa yang menjadi perhitungan antara PT CWI dengan pemerintah daerah ada kesepakatan dalam rangka mengurangi beban daerah. Targetnya penyelesaian open dumping bisa dilakukan dengan biaya relatif lebih ringan,” ungkapnya.
Skema kerja sama yang dibangun nantinya membagi peran antara pemerintah daerah dan pihak ketiga. Pengolahan air lindi tetap menjadi tanggung jawab pemkab, sementara PT CWI akan mengelola sampah organik dan anorganik melalui teknologi pemilahan. Sampah organik rencananya diolah menjadi energi listrik, sedangkan sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali sebagai Refuse Derived Fuel (RDF), bijih plastik, maupun pelet.
“Kalau pemilahan berjalan, organik bisa membusuk dan diolah menjadi produk turunan lain, sedangkan anorganik bisa bernilai ekonomis. Dengan begitu, beban TPA Blondo bisa berkurang,” tambahnya.
Ngesti mengungkapkan, kapasitas TPA Blondo sejatinya sudah diperpanjang setelah perluasan dari 5,5 hektare menjadi 10,4 hektare. Usia pemakaian yang awalnya diperkirakan 10 tahun kini bertambah, namun tanpa pengolahan dan pemilahan yang memadai, TPA tetap berisiko cepat penuh.
“Dengan adanya kerja sama ini, harapannya masa pakai TPA Blondo bisa lebih panjang lagi. Apalagi kalau pemilahan organik dan anorganik dilakukan dengan benar, sampah yang masuk ke TPA bisa jauh berkurang,” terangnya.
Ngesti juga menekankan bahwa penanganan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, melainkan memerlukan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat.
“Kami mohon doa dan dukungan, karena ini masih tahap pembahasan kerja sama. Harapan kita pengelolaan sampah lebih efektif, ramah lingkungan, dan tidak terlalu membebani APBD,” tandasnya. (win)
Kondisi TPA Blondo beberapa waktu lalu yang mulai melebihi kapasitas. Foto: dok. Rasika