UNGARAN – Jajanan berupa serabi asal Ngampin, Ambarawa, Kabupaten Semarang selama ini banyak dikenal sebagai kudapan yang memakai kuah. Namun ternyata, penganan khas yang dijajakan di sepanjang Jalan Raya Bawen-Yogyakarta Kelurahan Ngampin itu awalnya disajikan tanpa kuah santan.
Keaslian serabi tersebut coba kembali diangkat dalam festival Serabi Klasik Asik yang diselenggarakan di lingkungan RW 3 Lonjong Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Minggu (14/8/2022).
Ketua RW 3 Lingkungan Lonjong Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Aldila Nur Affandi mengatakan festival Serabi Klasik Asik bertujuan mengenalkan bentuk serabi yang asli kepada masyarakat luas.
“Dengan demikian serabi semakin dikenal sebagai makanan khas yang bisa meningkatkan taraf perekonomian warga,” jelasnya.
Menurutnya, terdapat perbedaan antara serabi klasik dengan yang dijual saat ini. Selain soal kuah dan tidak memakai kuah, soal ukuran juga berbeda.
“Serabi klasik ukurannya relatif lebih besar,” ungkapnya.
Dikatakan, dahulu proses pembuatan serabi klasik hanya dibuat setiap tanggal 14 hingga 16 bulan Syaban. Selain itu juga ada ritualnya, yakni ada arak-arakan dari Palagan hingga ke Kali Condong. Mereka lalu melarung bajunya, tujuannya agar gampang mendapat jodoh.
“Setelah pulang dari melarung pakaian tersebut, mereka makan serabi yang dibungkus daun untuk melengkapi ritual,” ujarnya.
Salah seorang penjual serabi, Paisah menuturkan pada 1987, beberapa orang mulai menjual serabi setiap hari. Kemudian tahun 1988 dan 1989, mereka mendapat pembinaan dari Himpunan Wanita Karya untuk pengemasan dan pemasaran. Serta dibuatkan 27 kios.
“Kemudian terus berkembang hingga sekarang menjadi 70 kios,” paparnya.
Menurut Paisah, pembuatan serabi klasik diawali dengan merendam beras dan kemudian ditumbuk bersama kelapa. Kemudian dengan memakai ayakan dihaluskan, lalu diadoni dengan tepung sampai melembung, diberi air hangat, dan siap dibuat serabi.
“Serabi klasik hanya ada dua pilihan rasa, yang coklat pakai gula aren dan putih rasa gurih. Namun kalau ada permintaan khusus, bisa saya buatkan yang dicampur telur ayam kampung,” pungkasnya. (win)