RASIKAFM.COM|UNGARAN – Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang tidak melarang para peserta didik membawa dan memainkan latto-latto di lingkungan sekolah. Sejauh ini, belum ada laporan mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh mainan tradisional jadul yang kini tengah digandrungi itu di Bumi Serasi.
Seperti yang dipaparkan oleh Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo Priyatmo. Menurutnya, latto-latto hanyalah permainan biasa yang boleh dimainkan oleh siapapun. Ia justru mempersilakan para pelajar SD dan SMP untuk membawa mainan latto-latto ke lingkungan sekolah.
“Sangat kami perkenankan, itu kan hanya permainan anak-anak. Zaman saya kecil dulu juga main ethek-ethek (latto-latto),” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (17/1/2023).
Meski demikian, Katon (sapaan akrabnya) memberikan sejumlah catatan yang harus diperhatikan. Di antaranya adalah permainan itu hanya boleh dimainkan saat jam istirahat.
“Tentunya mainnya di luar jam pelajaran, kalau di kelas pasti tidak diperkenankan,” bebernya.
Katon menambahkan, justru permainan latto-latto ini membawa dampak positif bagi pelajar. Antara lain bisa mengenal kembali permainan tradisional, melatih keterampilan dan konsentrasi, serta mengurangi ‘kecanduan’ pelajar terhadap gadget.
“Kami persilakan main latto-latto, jangan game terus di hp atau laptop,” sambungnya.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Katon, Kepala SMP Negeri 5 Ungaran Kuswahyu Widiyanti mengungkapkan pihaknya juga tidak mempermasalahkan jika ada anak didiknya yang membawa latto-latto ke sekolah.
“Kalau di sekolah, prinsipnya kami membolehkan memainkan latto-latto asal di waktu dan tempat yang tepat. Jika saat pembelajaran pasti kami larang, ada waktu tersendiri saat istirahat tentunya dengan pendampingan guru,” paparnya.
Dijelaskannya, terdapat sejumlah dampak positif dari permainan latto-latto ini. Apalagi saat ini banyak pelajar yang kecanduan bermain game online lewat gawai. Menurutnya, dengan bermain latto-latto pelajar bisa mengalihkan perhatian dari layar gawainya.
“Selain itu, bisa melatih keterampilan motorik dan fokus anak sehingga bersampak positif bagi otak dan fisiknya,” imbuhnya.
Sementara salah seorang pelajar kelas VII SMPN 5 Ungaran Elang Raditya Putra mengaku senang bermain latto-latto meski sempat ditegur dan diarahkan oleh salah seorang guru pengampu mata pelajaran lantaran kedapatan tengah memainkannya saat belajar di kelas.
“Tadi sudah diingatkan bu guru untuk tidak mengulangi,” katanya. (win)