RASIKAFM – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh Kabupaten/Kota yang masuk zona merah menambah tempat tidur sebanyak 40 persen dari yang sudah tersedia. Jika tak mampu, daerah diminta membuat rumah sakit darurat sebagai langkah cepat penanganan.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengecek rumah sakit darurat di Benteng Vastenburg Solo bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Rabu (30/6). Menurut Ganjar, rumah sakit darurat adalah cara paling tepat untuk penanganan lonjakan kasus Covid-19.
“BOR rumah sakit saya minta ditambah 40 persen minimal untuk Covid. Maka konversi dan penambahan harus dilakukan. Kalau tidak bisa, maka saya minta membuat rumah sakit darurat sebagai satu alternatif. Solo sudah punya, Semarang, Kendal dan Banyumas juga sudah punya. Maka saya dorong area berbahaya lain seperti Kudus, Jepara, Grobogan dan lainnya juga membuat rumah sakit darurat,” kata Ganjar.
Pihaknya lanjut Ganjar siap membantu dalam penanganan sarana prasarana sekaligus SDM tenaga kesehatan. Meskipun lanjut dia, penyiapan SDM tenaga kesehatan saat ini cukup sulit.
Pihaknya lanjut dia sudah terus berkoordinasi dengan organisasi profesi seperti IDI, PPNI dan Persi. Semuanya siap untuk membantu.
“Tapi rasa-rasanya tetap kurang. Maka saya usulkan kerjasama dengan perguruan tinggi. Mahasiswa yang sudah semester akhir bisa didorong untuk membantu. Tidak harus menangani Covid, tapi memangani pasien umum lainnya,” jelasnya.
Terkait hal itu, Ganjar mengatakan sudah komunikasi dengan Menkes dan Mendikbud, agar perguruan tinggi diajak untuk kerjasama.
“Saya kira Menkes dan Mendikbud Ristek perannya sangat penting saat ini, agar kebutuhan nakes kita jadi terpenuhi,” pungkasnya.
Sementara itu, Danrem 074/Warastratama Surakarta, Kolonel Inf Dedy Suryadi mengatakan, rumah sakit darurat di Benteng Vastenburg Solo memiliki kapasitas 80 tempat tidur. Saat ini, rumah sakit darurat tersebut merawat 51 pasien.
“Ada 51 yang kami rawat, total kapasitas di sini 80 tempat tidur, jadi masih ada 30 an tempat tidur,” kata Dedy.
Pasien yang dirawat di tempat itu lanjut Dedy merupakan pasien Covid-19 yang bergejala. Namun, gejala pasien masih ringan.
“Tadi kami sampaikan ke pak Gubernur untuk suplai oksigen, agar penanganan pasien yang sedang dan berat bisa kami laksanakan di sini. Jadi tidak perlu ke rumah sakit,” pungkasnya.