Keingginan Aulia Restu Septia Ramadani, 15, warga Belon, Kumpul rejo, Argomulyo, untuk bisa memiliki listrik sendiri belum bisa terwujud. Pasalnya, nama kedua orang tuanya tidak terdaftar sebagai warga kurang mampu di PLN.
Padahal ayahnya Mugimin, 66 dan sang ibu Tumini, 46, merupakan warga tidak mampu. Keduanya sudah setahun ini hanya tergolek di kasur. Ibunya stroke sehingga semua aktifitasnya di kasur. Sementara sang ayah, separuh badannya lumpuh. Keduanya dirawat Aulia, siswi SMA 2 Salatiga. “Ya sudah tidak apa apa. Memang harus lebih sabar,” ujar Aulia polos saat diberi tahu jika belum bisa memasang meter listrik sendiri.
Mereka terdaftar sebagai penerima bantuan dari pemerintah kota Salatiga, Termasuk juga bantuan PKH. Bahkan dalam data DTKS pun tercantum nama keduanya. “Iya, mereka adalah penerima bantuan dan terdata di tingkat kota,” tutur Eska Bayu, lurah Kumpulrejo.
Petugas pelayanan di PLN Salatiga saat di konfirmasi mengaku jika pihaknya hanya berdasar kepada data yang ada. “Mohon maaf, NIK tidak terdaftar di program kami. Sehingga hanya bisa dilayani dengan listrik non subsidi,” tutur petugas PLN Salatiga.
Sebagaimana diketahui, masa remaja Restu Septia Ramadani dilalui dengan penuh peluh perjuangan. Pelajar kelas X SMA Negeri 2 Kota Salatiga ini harus merawat kedua orangtuanya yang lumpuh. [irp posts=”29422″ name=”Aulia, Siswi Kelas X SMA Salatiga, Rawat Sendirian Kedua Ortunya Yang Sakit”]
Ayah Aulia, Mugimin lumpuh sejak Aulia duduk di kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Sementara ibunya, Tumini, lumpuh sekitar setahun lalu. Beberapa waktu lalu juga mendapatkan perhatian dan bantuan dari Kapolres Salatiga. (rief)