SEMARANG – Sepuluh Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sabranglor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Dalam program pengabdian masyarakat ini, mereka mensosialisasikan bagaimana cara mengolah sampah dan limbah rumah tangga.
Acara sosialisasi pengolahan sampah tersebut digelar di balai Desa Sabrang pada Jumat (26/8/2022). Selain dihadiri warga, kegiatan penyuluhan ini dihadiri kepala Desa Sabranglor Lucas Budi dan Muh. Agus Mustofa dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bidang Pengolahan Sampah Kabupaten Klaten.
Salah satu anggota KKN Unnes Giat 2 Ika Karisma mengatakan, 10 mahasiswa yang mengikuti KKN ini terdiri dari mahasiswa progam pendidikan Biologi, Geografi, PGSD, Sejarah, Hukum, Kimia, Ilmu Politik, Sastra Asing, Seni Rupa DKV dan Tata Boga semester 7.
Dirinya menjelaskan, tujuan acara sosialisasi diselenggarakan agar masyarakat desa Sabranglor mampu menyelesaikan masalah sampah dan limbas di desa desanya.
“Kita ingin lewat acara ini warga bisa menemukan solusi mengenai permasalahan sampah di desa dan kedepannya dapat mengolah sampah yang mempunyai nilai ekonomis dan nilai jual,” ujarnya, Selasa (30/8/2022).
Disisi lain, Kepala Desa Sabranglor, Lucas Budi menjelaskan bahwa pentingnya memilah dan mengolah sampah agar menjadi barang yang bisa digunakan kembali dan tidak memcemari lingkungan.
“Mengingat kebiasaan masyarakat yang membakar sampahnya dalam sosialisasi ini juga di sampaikan bahaya pembakaran sampah yaitu dapat menimbulkan masalah baru seperti pencemaran udara, asapnya yang mengandung racun dapat menimbulkan penyakit,” terangnya.
“Apalagi dengan pembakaran sampah dapat memicu menipisnya lapisan ozon sehingga terjadi pemanasan global serta perubahan iklim yang ekstrim,” tambahnya.
Untuk itu, ia meminta masyarakat mulai meninggalkan kebiasan membakar sampah atau membuang sampah sembarangan. “Satu sampah yang kita pelihara atau yang tidak kita buang sembarangan merupakan salah satu upaya kita untuk menjaga bumi,” katanya.
Menurutnya, pengolahan sampah yang baik dan benar dan dapat menghasilkan nilai jual yaitu sampah organik. Pasalnya sampah anorganik dapat dibuat menjadi kerajinan tangan.
“Daun, sisa makanan, sisa kulit buah dapat dijadikan kompos atau pupuk organic cair. Sedangkan sampah anorganik plastic, botol, kaleng, kaca, besi dapat dijadikan kerajinan yang memiliki nilai guna dan nilai jual tinggi,” bebernya.
Tak hanya pengelolaan sampah, Agus juga memberikan tips kepada masyarakat untuk memusnahkan hama walang dan ulat yang kerap mengganggu hasil pertania warga desa.
“Adanya pengelolaan sampah yang baik dan benar dapat mengurangi berbagai masalah lingkungan dan juga kesehatan salah satunya adalah dengan pengelolaan sampah yang benar dapat mengatasi masalah stunting yang merupakan salah satu program pemerintah dalam mewujudkan generasi emas Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu warga, Harun menyambut baik kegaiatan yang dilakukan oleh tim KKN Unnes. Ia berharap masyarakat bisa menjalankan dan mempraktikan sosialisasi ini agar tidak ada wabah yang diakibatkan dari sampah.
“Sosialisasi sampah yang diadakan ini sangat bermanfaat dan warga sangat antusias mengenai permasalahan sampah ini. Rencananya nanti kami akan mendiskusikannya lagi untuk pengumpulannya dimana dan dijual kemana. Jadi nanti ada tindak lanjut warga mengenai sampah disini agar tidak di buang semabarangan juga di bakar,” imbuhnya.