RASIKAFM.COM | UNGARAN – Sejumlah Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Kabupaten Semarang belum juga berjalan. Sejumlah kepala desa menyebut persoalan permodalan sebagai kendala utama.
Kepala Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Dimas Prayitna Putra menjelaskan, secara administratif, Kopdes Merah Putih di desanya sudah siap. Mulai dari akta pendirian, struktur kepengurusan, hingga bangunan sekretariat sudah tersedia.
Namun, Pemdes Kalisidi belum bisa mengalokasikan anggaran operasional, termasuk biaya untuk sekretariat dan penyertaan modal awal selama lima bulan pertama.
“Masalahnya bukan di juknis, tapi karena dana desa-nya memang belum ada,” ujarnya saat dihubungi, Senin (28/7/2025).
Dimas menyebut kebutuhan anggaran untuk kopdes baru bisa masuk di Dana Desa tahap II tahun ini, seperti halnya alokasi ketahanan pangan. Namun, itu pun masih harus melalui proses pergeseran anggaran dari rencana sebelumnya.
Rencana besaran anggaran untuk kopdes akan dibahas dalam Musyawarah Perencanaan (Musren) Perubahan APBDes 2025 yang dijadwalkan pertengahan Agustus mendatang.
Soal jenis usaha kopdes, Dimas mengatakan belum diputuskan. Namun ia menyebut kemungkinan akan bergerak di bidang penyediaan bahan pangan, distribusi gas LPG subsidi, atau penyaluran pupuk bersubsidi.
“Tapi kita tetap harus hati-hati. Kalau ternyata rantai distribusinya membuat harga pupuk bersubsidi jadi lebih mahal dari HET, ya tidak bisa diambil oleh kopdes,” tegasnya.
Hal serupa juga terjadi di Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru. Kades Ahmat Nuri menyampaikan, Kopdes Merah Putih di wilayahnya juga belum bisa beroperasi karena keterbatasan modal usaha. Menurutnya, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai skema dukungan permodalan, baik dari pemerintah maupun lembaga perbankan.
“Secara infrastruktur sudah siap, termasuk ruang operasional kopdes yang kita tempatkan di balai desa,” ujarnya.
Sebelumnya, bangunan eks sekolah yang telah diregrouping sempat direncanakan sebagai lokasi kantor kopdes. Namun karena tidak mendapatkan izin, ruang kosong di balai desa akhirnya menjadi alternatif. (win)