RASIKAFM.COM | UNGARAN - Upaya pemerintah dalam menekan emisi karbon terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan menciptakan ekosistem kendaraan listrik. Hal itu untuk mendukung terwujudnya net zero emission (netralitas karbon) pada 2060 mendatang.
Merespon hal tersebut, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jateng DIY menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di area kantor PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Ungaran, Kabupaten Semarang.
Dijelaskan oleh Senior Manager Distribusi PLN UID Jateng DIY Eko Mulyo HW, tantangan dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik adalah menepis keraguan masyarakat calon penggunanya. Misalnya bagaimana cara pengisian daya atau ketakutan pemilik kendaraan listrik jika kehabisan daya saat sedang perjalanan.
“Maka SPKLU ini hadir untuk menjawab keraguan masyarakat tersebut. Di Ungaran, SPKLU ini menjadi yang pertama dan yang ke-30 di Jateng dan DIY,” ujarnya usai peresmian SPKLU di PLN ULP Ungaran, Selasa (6/6/2023).
Menurut Eko, dengan adanya kendaraan listrik maka pola masyarakat menjadi berubah. Jika kendaraan konvensional kehabisan bahan bakar larinya ke SPBU, maka kendaraan listrik tidak perlu repot sebab bisa diisi dayanya di rumah masing-masing.
“Pengisian kendaraan listrik idealnya memang dilakukan di rumah. Para pengguna biasanya sudah memperkirakan jarak pemakaian. Sehingga malam hari diisi dayanya, tinggal tidur, keesokan paginya bisa digunakan,” ungkapnya.
Manager Layanan Prioritas PLN UID Jateng DIY Andi Kurniawan menambahkan, pertumbuhan pengguna kendaraan listrik di Jateng menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal itu terlihat dari grafik pengisian daya kendaraan listrik baik melalui SPKLU maupun rumah yang sudah terpasang alat home charging service.
“Secara Year on Year (YoY), pertumbuhan kendaraan listrik yang melakukan pengisian di kami naik 1.600 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan populasi (kendaraan listrik) di Jateng sampai saat ini ada 160 unit, dan 80 persennya melakukan pengisian di rumah,” terangnya.
Terkait kapasitas SPKLU, ia menerangkan cukup bervariasi tergantung layanan yang disediakan. Untuk layanan fast charging, kapasitasnya antara 25-50 kilowatt (kw). Sedangkan layanan ultra fast charging bisa berkapasitas hingga 200 kw. Di SPKLU Ungaran ini layanan yang diberikan adalah fast charging dengan durasi pengisian daya lebih kurang selama 40 menit. Sementara tarif yang dikenakan adalah Rp2.466 per kwh.
“Kalau ngisi di rumah lebih hemat lagi, hanya Rp1.700 per kwh. Diskon 30 persen dari jam 23.00 hingga 05.00 WIB,” paparnya.
Sementara Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengapresiasi apa yang dilakukan oleh PLN UID Jateng DIY ini. Pada prinsipnya Pemkab Semarang sangat mendukung program pemerintah dalam rangka mengkonversi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
“Sosialisasi terus kita lakukan, termasuk dengan pengadaan kendaraan dinas jajaran forkopimda meski hybrid. Kemudian pemberian hadiah berupa sepeda motor listrik kalau pas ada event tertentu,” tuturnya.
Diakui Ngesti, tantangan yang kini dihadapi adalah bagaimana meyakinkan masyarakat sebagai calon pengguna kendaraan listrik. Perlu semacam tes atau uji kendaraan listrik, misalnya saat naik ke tanjakan, bagaimana cara mengisi daya dan sebagainya.
“Jika masyarakat sudah yakin, maka ekosistem kendaraan listrik akan tercipta. Seandainya akan ada pengembangan SPKLU di lokasi prioritas dan strategis, kami siap memfasilitasi. Misalnya di Mal Pelayanan Publik Tuntang, di Tengaran juga ada aset Pemkab maupun Pemdes, serta beberapa lokasi wisata milik Pemkab dan swasta,” urainya.
Sebagai informasi, cara pengisian daya di SPKLU adalah dengan menginstall aplikasi PLN Mobile terlebih dahulu, kemudian melakukan aktivasi akun dan mengisi saldo. Setelah itu, masuk ke menu Charge.IN, memindai kode QR, lalu mengisi jumlah kwh yang akan diisi dan melakukan pembayaran. (win)