RASIKAFM – Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang mengadakan latihan Rapling terpusat di Kantor Siaga Basarnas, Jalan Anyar Gondorio, Kecamatan Ngaliyan pada Sabtu (11/9/2021).
Untuk diketahui, Rapling adalah kegiatan seseorang untuk menuruni ketinggian dengan medan tali kernmatle dari atas tebing. Atau dalam panjat tebing, Repling adalah kegiatan menuruni tali.
Aprilia Dewi Novita, perwakilan Unit Bantu Pertolongan Pramuka (Ubaloka) Semarang mengatakan pelatihan ini diikuti untuk mempersiapkan diri dari resiko yang akan terjadi.
Dalam pelatihannya tersebut, ia harus turun melawan rasa takut dari tower Basarnas sembari menyanyikan lagu naik-naik ke puncak gunung.
“Rasa takut tentu ada tapi saya tarik nafas dalam-dalam biar ga tegang dan rileks,” ujarnya.
Tak hanya April, peserta lainnya juga mengalami hal yang ia rasakan. Para peserta harus melakukan praktik di ketinggian sesuai arahan instruktur.
Meski harus berlatih dengan puluhan potensi SAR yang didominasi pria, April mengaku, hal itu tak jadi masalah. Apalagi dia mengatakan bahwa instruktur tak membedakan perlakuan antara perempuan dan pria.
“Kesulitan latihan di sini tak ada malah bagus untuk kematangan emosi,” jelasnya.
Ia menyebut, ada beberapa materi selama mengikuti pelatihan yang dilakukan selama tiga hari tersebut. Mulai dari keselamatan kerja di ketinggian, pertolongan pertama, tali dan simpul, repling dan lainnya.
Selepas diberikan pelatihan materi dan praktik, peserta juga diuji langsung oleh instruktur yang kompeten.
“Materi bagus untuk menambah wawasan dan bekal ketika bertugas di lapangan,” ungkapnya.
Peserta lain dari Perwakilan Sarda Jateng, Siswanto mengaku, pelatihan tersebut diikuti lantaran untuk meningkatkan skillnya dalam penyelamatan di ketinggian.
Hal itu sejalan dengan tantangan para relawan di lapangan yang harus tangguh di segala medan.
Mengingat baginya kemampuan tersebut pastinya akan bermanfaat semisal saat penanganan pohon tumbang. Dengan kemampuan di ketinggian paling tidak bisa memberi bekal agar tetap safety saat bertugas.
“Seringkali saat menangani pohon tumbang dahan-dahan masih menyangkut di pohon lainnya atau bangunan. Ketika dihadapkan pada situasi tersebut paling tidak saya bisa lebih paham,” bebernya.
Sementara itu, Koordinator instruktur Basarnas Semarang, Budi Purnomo Sari menjelaskan, para potensi SAR yang dilibatkan pelatihan ini didatangkan dari berbagai unsur baik dari lembaga pemerintah maupun komunitas relawan.
Total ada ratusan potensi SAR berasal dari Kota Semarang dan sekitarnya dimana mereka berasal dari 27 organisasi SAR.
“Kami latih, didik, transfer ilmu kepada para potensi SAR,” pungkasnya.
Materi yang berikan ke peserta berupa Safety di ketinggian, tali simpul, ascending, descending, lowering, dan belaying.
Output dari pelatihan tersebut peserta bisa berkompeten dan mempunyai bekal ilmu saat melakukan upaya penyelamatan di ketinggian.
“Harapannya ketika terjadi musibah di sekitar mereka dapat beraksi, menganalisa di lapangan sebelum personil Basarnas datang,” imbuhnya.