RASIKAFM.COM | BREBES - Teknik pewarnaan kain alami dengan metode kontak langsung antara bagian tanaman dengan media kain tertentu atau disebut dengan ecoprinting kini makin digemari. Melalui teknik itu, akan dihasilkan motif yang otentik.
Seperti yang ditekuni oleh Anggyatika Mahda Kurnia (40), seorang perajin kain ecoprint asal Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Melalui galeri Syirka Ecoprint Fashion and Craft miliknya, ia berhasil memproduksi beragam kain dengan motif unik.
“Motifnya macam-macam. Paling banyak bentuk daun yang ada di sekitar, misalnya ‘teh-tehan’ (tanaman pagar),” ujarnya saat ditemui di acara Pameran Produk Unggulan Jawa Tengah dalam rangka HUT ke-78 Provinsi Jawa Tengah di GOR Sasana Adhi Karsa, Brebes, Jumat (18/8/2023).
Prinsip pembuatannya, lanjut Anggi (sapaan akrabnya) adalah melalui kontak langsung antara daun, bunga, batang atau bagian tubuh lain tanaman yang mengandung pigmen warna dengan media kain tertentu.
“Daun ditata di atas kain, kemudian di atasnya dilapisi kain berwarna lalu digulung dan dikukus selama lebih kurang 3 jam,” kata Anggi.
Dalam pewarnaannya, ia mengaku menggunakan pewarna alami yang berasal dari kulit pohon secang, mahoni, dan daun mangga.
“Bahan yang ingin dijadikan warna direbus dulu, dari 10 liter air menjadi 5 liter. Air rebusan itu yang nantinya dijadikn celupan,” sambungnya.
Untuk penjualan produk buatannya itu, selain untuk pasar lokal juga sanggup menembus pasar global hingga mancanegara. Tak hanya berupa kain, namun juga produk turunannya seperti blangkon, tas, dan kriya yang lain.
“Alhamdulillah belum lama ini juga kirim ke Perancis dan Jerman. Rata-rata per tahun omzetnya bisa sampai Rp 200 juta,” bebernya.
Sementara Intan (26), salah seorang pengunjung asal Kota Semarang mengaku tertarik membeli tas bermotif daun yang dipamerkan.
“Motifnya unik ya, terus pakai pewarna alami juga. Jadi lebih ramah lingkungan. Semoga awet,” katanya. (win)