UNGARAN – Momen ramadhan banyak dimanfaatkan untuk berkegiatan yang sarat dengan nilai ibadah. Bagi kalangan santri, aktivitas mengaji dan ibadah lain tentu sebuah hal yang lazim.
Di pondok pesantren (ponpes) Al Mina, Jetis, Bandungan, Kabupaten Semarang para santri mengaji kitab Tarojumah yang keseluruhannya menggunakan bahasa Jawa. Di hadapan mereka, terpasang berbagai alat multimedia untuk merekam dan selanjutnya dijadikan konten di media sosial.
Kitab Tarojumah merupakan karangan K H. Ahmad Rifai yang berisi terjemahan Al Quran dalam bahasa Jawa. Nilai-nilai tersebut yang saat ini dijadikan pegangan dalam pembelajaran.
“Kita mengajar menggunakan bahasa Jawa Krama, sehingga seluruh santri wajib juga berbahasa Jawa Krama. Santri dari luar Jawa Tengah juga wajib,” ujar pengasuh Ponpes Al Mina, Muhammad Afdhi Rizal, Senin (11/4/2022).
Menurut Rizal, santri Al Mina wajib pintar mengaji, mengerti teknologi, dan siap mandiri. Mengaji saat ini tidak bisa lepas dari teknologi karena tuntutan zaman. Dari kolaborasi tersebut, maka akan tercipta santri mandiri yang bermanfaat untuk lingkungannya.
“Santri harus memegang peranan sebagai pengontrol juga, jangan termakan hoaks. Mereka tidak hanya menjadi konsumen, tapi harus produktif dan bijak dalam menerima informasi yang diproduksi teknologi dalam bentuk media,” ungkapnya.
Santri, lanjutnya, tidak boleh asal menelan informasi. Sumber dan proses produksi media tersebut harus diketahui.
“Kita khawatir juga karena banyak yang belajar agama dari media, ambil sumber tidak jelas, akibatnya terjajah media,” tegas Rizal. (win)