Ratusan Massa dari ikatan mahasiswa Papua tuntut pengungkapan kasus penembakan dan mutilasi empat warga Timika Papua.
Tuntutan tersebut disuarakan lewat orasi di sekitar Bundaran Kota Salatiga.
Aliansi ini diikuti oleh 130 mahasiswa dari tiga daerah yakni Salatiga, Semarang dan Yogyakarta.
Koordinator aksi, Erminas Reymond Nirigi mengatakan dalam aksi ini lebih menguatkan tuntutan dari korban kasus tersebut.
“Kita lebih fokus menguatkan tuntutan dan desakan dari pihak korban yang kemarin sudah dibacakan saat kremasi jasad di Kabupaten Mimika,” kata Reymond kepadaa wartawan Senin (19/9/2022).
Aksi ini, diikuti juga delapan orang yang memiliki hubungan keluarga dengan korban kasus tersebut.
Dalam aksi ini, pihaknya menuntut kepada pihak berwenang agar mengusut tuntas kasus penembakan dan mutilasi.
Menurutnya dengan pengusutan secara tuntas dan diadili seadil-adilnya agar masyarakat Papua puas.
“Dengan mengusut tuntas kasus tersebut menjadikan keluarga para korban dan pada umumnya masyarakat Papua puas dengan Undang-Undang yang berlaku di republik ini,” ungkapnya.
Dirinya mengaku akan melakukan aksi-aksi selanjutnya jika tuntutan tersebut tidak dilakukan.
“Jika memang saja Undang-Undang tersebut tidak dilakukan secara terbuka dan transparan maka akan dilakukan aksi-aksi selanjutnya,” ujarnya.
Selain itu, dirinya menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi.
“Tuntutan selanjutnya kepada masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi terhadap isu-isu yang ada di luar karena banyak media hoax diluar sana yang sudah mempublikasikan informasi hoax yang diduga dari pihak pelaku,” paparnya.
Dengan kasus ini masuk dalam pengadilan dapat membuat kepuasan terhadap pihak masyarakat Papua atau korban.