UNGARAN – Raut wajah segar terlihat dari sejumlah murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sugihan 03, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang usai menunaikan ibadah shalat dzuhur, Selasa (19/7/2022). Sesekali mereka bercanda sambil melipat rapi mukena dan sarung setelah mereka gunakan di sebuah ruang kelas yang difungsikan sebagai mushala sekolah setempat.
Salah satunya adalah Muhammad Eksel Maulana, salah seorang murid kelas V di SDN Sugihan 03. Kepada sejumlah wartawan ia bercerita pengalamannya menuntut ilmu di salah satu sekolah di wilayah perbatasan antara Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Boyolali itu.
“Kalau berangkat jam setengah 7 dari rumah, diantar pakai sepeda motor. Tapi pulangnya jalan kaki sama teman-teman,” ujarnya.
Ia yang tinggal di Dusun Ngeseng, Desa Candi, Kecamatan Ampel, Boyolali itu mengaku senang bisa bersekolah di SDN Sugihan 03 meski kadang ia merasa capek.
“Pulangnya jalan kaki lebih kurang setengah jam, rasanya lumayan capek,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Pramesti Lukitaningasih, salah seorang siswi kelas IV. Ia yang tinggal di Dusun Kwagean, Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang tak merasa keberatan meski harus menempuh jarak yang lumayan jauh saat berangkat dan pulang sekolah.
“Soalnya ini memang sekolah terdekat, jadi nggak papa, sudah terbiasa,” ungkapnya.
Kepala SDN Sugihan 03 Septina Ika Kadarsih menuturkan pihaknya menginginkan adanya program baru di satuan pendidikan yang digawanginya itu untuk lebih bisa menarik minat peserta didik pada tahun ajaran berikutnya.
“Terutama bidang keagamaan, karena para orang tua menghendaki itu. Kalau materi pembelajaran sudah disampaikan secara eksklusif oleh para bapak ibu guru,” jelasnya.
Selain itu, ia juga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah yang dalam hal ini Pemkab Semarang untuk menambah fasilitas pendukung. Salah satunya yang menjadi prioritas adalah fasilitas transportasi.
“Sekolah kami ini kan lokasinya di tengah sawah ya, agak jauh dari permukiman. Wali murid lebih nyaman kalau anak-anaknya bisa diantar jemput, lebih aman, terutama saat pulang sekolah. Kalau jalan kaki ada kecenderungan bermain dulu, tidak langsung pulang,” sambungnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo Priyatmo menjelaskan pihaknya telah mengusulkan pengadaan fasilitas transportasi tersebut pada tahun ajaran 2023/2024 mendatang.
“Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang, karena mereka yang memiliki armadanya. Ini harus diakomodasi, kasihan siswanya kalau jalan kaki berangkat dan pulang sekolah,” terangnya. (win)