RASIKAFM.COM | UNGARAN — Kelangkaan solar dirasakan sejumlah sopir truk di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Yanto (54), sopir truk asal Ungaran, mengaku kesulitan mendapatkan solar di sejumlah SPBU hingga harus berkeliling ke beberapa lokasi.
“Saya sudah cari di tiga SPBU kosong semua, mulai Kaligawe, Sukun Banyumanik, sampai Taman Serasi Ungaran. Baru dapat di SPBU Ungaran ini,” ujar Yanto, Kamis (19/12/2025).
Menurutnya, kondisi sulitnya memperoleh solar sudah dirasakan sejak sekitar tiga bulan terakhir. Keterbatasan solar berdampak langsung pada keterlambatan pengiriman barang. Saat ditemui, Yanto tengah mengangkut barang dari Pati menuju Karangjati, Kecamatan Bergas.
“Otomatis antar barang juga tertunda,” katanya.
Menanggapi kondisi tersebut, Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, memastikan ketersediaan solar menjelang Nataru dalam kondisi aman. Ia menyebutkan stok solar yang tersedia saat ini sekitar 3.000 kiloliter.
“Jumlah tersebut memang dinamis karena barang keluar masuk. Namun kami menjaga stok sekitar empat hingga lima kali lipat dari konsumsi harian. Setiap hari kami jaga di kisaran itu, sehingga secara stok tidak ada masalah,” jelas Taufiq.
Terkait antrean panjang di sejumlah SPBU, Taufiq menjelaskan hal itu dipicu peningkatan permintaan, khususnya di wilayah Pantura dari Brebes hingga Pekalongan. Peningkatan tersebut berkaitan dengan rencana pemberlakuan larangan melintas kendaraan berat pada Jumat–Sabtu (19–20/12/2025).
“Perusahaan-perusahaan logistik menyadari akan ada larangan melintas, sehingga mereka berlomba memenuhi stok di gudang, istilahnya kejar target. Harapannya, saat larangan diberlakukan, suplai di gudang sudah aman dan distribusi bisa dilakukan dengan truk berukuran lebih kecil,” terangnya.
Akibat lonjakan permintaan itu, antrean kendaraan besar di SPBU tidak terhindarkan. Namun, Taufiq memprediksi kondisi tersebut bersifat sementara dan akan mereda setelah larangan melintas mulai diterapkan. Ia juga menegaskan bahwa antrean BBM tidak serta-merta menunjukkan adanya kelangkaan.
“Kalau antre berarti stoknya ada. Kelangkaan itu justru kalau SPBU kosong. Antrean ini justru bisa dilihat sebagai indikator aktivitas ekonomi yang meningkat,” ujarnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk pengaturan lalu lintas agar antrean di SPBU tidak mengganggu arus kendaraan.
“Kalau mengular itu wajar karena dimensi kendaraan besar dan panjang,” pungkasnya. (win)