SEMARANG – Tradisi Titiran jadi uri-uri budaya untuk kenang 76 tahun pembakaran Kampung Batik Semarang oleh tentara Jepang.
Tradisi Titiran diawali dengan kirab dan teatrikal warga di Kampung Jadoel Kampung Batik Tengah, Mingu 17 Oktober 2021.
Ada yang mengenakan kostum tradisional Jawa, kostum tentara Jepara, dan tentara Indonesia.
Ada juga barisan warga membawa pintu kayu, sebuah pintu kayu warga yang tertembus peluru Jepang saat penyerangan.
Lalu ibu-ibu membawa gentong air, yang diambil dari sumur warga.
Atraksi teatrikal dimulai, sebuah replika bangunan rumah Kampung Batik yang diserbu lalu dibakar oleh tentara Jepang.
Para warga lalu bergotong royong memadamkan api yang bersumber dari sumur kampung.
“Peristiwa pembakaran Kampung Batik terjadi pada hari keempat pertemuan lima hari Semarang,” kata Candra Adi Nugroho, warga Kampung Batik Rejomulyo.