RASIKAFM.COM | SALATIGA – Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara resmi meluncurkan program Collaborative Online International Learning (COIL) Course for Economics Program baru-baru ini, bekerja sama dengan Departemen Ekonomi Bukidnon State University (BukSU) Filipina. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkaya pengalaman belajar bagi mahasiswa dan dosen dari kedua universitas, melalui pembelajaran kolaboratif berbasis teknologi daring.
COIL menyatukan mahasiswa dan dosen dari UKSW dan BukSU dalam pembelajaran daring yang berfokus pada topik-topik seperti makroekonomi dan ekonometrika. Program ini dirancang untuk membuka wawasan lebih luas bagi mahasiswa dan dosen, agar siap menghadapi tantangan ekonomi global, sekaligus memanfaatkan teknologi untuk menciptakan interaksi internasional yang lebih mudah dijangkau.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian (WR KK) UKSW Profesor Yafet Yosafet Wilben Rissy saat acara peluncuran COIL menyampaikan bahwa COIL merupakan salah satu upaya strategis dan konkrit dalam memperkuat posisi UKSW di kancah pendidikan global. “Kami sangat bangga bisa memulai program ini dengan BukSU. Teknologi memungkinkan kami mengatasi batasan geografis, menjembatani mahasiswa dan dosen dari berbagai negara untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan saling berbagi pengetahuan lebih mendalam,” ungkap Profesor Yafet.
COIL menciptakan atmosfer akademik internasional. Ia juga menekankan bahwa model ini dapat dijalankan secara efisien dengan biaya rendah berkat dukungan teknologi. Sejauh ini, kantor WR KK telah memfasilitasi kolaborasi antara Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UKSW dengan Departemen Ekonomi BukSU dan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) dengan Kwansei Gakuin University (KGU). Dinyatakannya, Pimpinan Universitas pun terus mendorong pengembangan COIL di UKSW di fakultas lain melalui Direktorat Kerja Sama (DIKER).
President BukSU Dr. Joy M. Mirasol menekankan pentingnya kolaborasi antar institusi melalui inisiatif COIL yang memungkinkan mahasiswa untuk memperluas wawasan global dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Ia mengajak peserta untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, beradaptasi dengan perubahan, serta bekerja sama dalam mengatasi isu sosial, ekonomi, dan lingkungan demi mencapai pembangunan berkelanjutan. “Dengan kerja sama internasional, kita dapat menciptakan solusi yang inklusif dan tangguh untuk masa depan,” tegasnya.
Program COIL sendiri membuka peluang bagi mahasiswa UKSW untuk berdiskusi lintas budaya dengan mahasiswa BukSU, meningkatkan pemahaman mereka tentang topik-topik ekonomi global, dan mendapat sertifikat internasional yang tentunya akan memperkaya portofolio mereka.
UKSW juga memiliki rencana untuk mengembangkan program pertukaran mahasiswa dengan BukSU di masa depan. “Kami berharap COIL ini tidak hanya terbatas pada format daring, tetapi juga berkembang menjadi program pertukaran mahasiswa dan dosen antara kedua universitas,” tambah Ronny Prabowo, Ph.D.