Lirik Lagu – Pujaningsih :
Reff 1
ꦢꦸꦃ ꦱꦁ ꦩꦸꦱ꧀ꦠꦶꦏꦤꦶꦁ ꦲꦱ꧀ꦩꦺꦴꦫ
Dhuh sang mustikaning asmara
(Duh sang mustikaning asmoro)
[Wahai permata asmara]
ꦱꦸꦤ꧀ ꦏꦪꦸꦁꦔꦸꦔꦸꦤ꧀ ꦩꦿꦶꦁ ꦲꦤ꧀ꦢꦶꦏ
Sun kayungyun mring handika
(Sun kayungyun mréng handiko)
[Aku tepesona padamu]
ꦪꦼꦤ꧀ ꦗꦮꦺꦴꦠꦺꦴ ꦔꦺꦭꦶꦭꦤꦤꦺꦴ
Yen jawata ngelilanana
(Yén jawoto ngelila-nono)
[Jika Tuhan mengizinkan]
ꦧꦏꦭ꧀ ꦢꦏ꧀ ꦥꦸꦤ꧀ꦢꦸꦠ꧀ ꦏꦿꦩ
Bakal dak pundhut krami
[Kujadikan pendamping hidupku (nikah)]
————–
ꦥꦸꦂꦮꦏꦤꦺ ꦥꦒꦸꦠ꧀ ꦤꦼꦠꦿ ꦠꦿꦸꦱ꧀ ꦄꦤ꧀ꦝꦸꦭꦸ
Purwakane pagut netra trus andulu
(Purwakané pagut nétro trus andulu)
[Pandangan pertama langsung tertuju]
ꦤꦢꦾꦤ꧀ ꦢꦠꦤ꧀ ꦄꦤ꧀ꦢꦁꦒꦸ
Nadyan datan andangu
[Meskipun tak terucap kata]
ꦤꦔꦶꦁ ꦮꦸꦱ꧀ ꦠꦸꦩꦼꦏꦼꦁ ꦏꦭ꧀ꦧꦸ
Nanging wus tumekeng kalbu
(Nangéng wus tumekéng kalbu)
[Namun telah mencapai hati]
ꦩ꧀ꦧꦧꦂ ꦥꦗꦂ ꦥꦶꦤ꧀ꦝ ꦱꦭꦏ ꦧꦶꦤꦧ
Mbabar pajar pindha slaka binaba
(Mbabar pajar pindha sloka binoba)
[Menebarkan cahaya bak perak yang berkilau]
————–
Reff 2
ꦱꦼꦥꦶꦱꦤ꧀ ꦲꦤ꧀ꦗꦮꦠ꧀ ꦏꦁ ꦲꦱ꧀ꦠ
Sepisan anjawat kang asta
(Sepisan anjawat kang asto)
[Pertama kugenggam tanganmu]
ꦏꦪ ꦏꦪ ꦮꦸꦱ꧀ ꦲꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ ꦱ꧀ꦮꦂꦒ
Kaya kaya wus antuk swarga
(Koyo koyo wus antuk suwargo)
[Rasanya seperti mendapat surga]
ꦄꦥ ꦲꦶꦪ ꦲꦶꦏꦶ ꦠꦿꦺꦱ꧀ꦤ
Apa iya iki tresna
(Opo iya iki trésno)
[Apakah ini cinta?]
ꦠꦿꦺꦱ꧀ꦤ ꦏꦁ ꦱꦚꦠ
Tresna kang sanyata
(Trésno kang sanyoto)
[Cinta yang sejati]
————–
ꦠꦼꦩꦃ ꦲꦏꦺ ꦏꦸꦤ꧀ꦗꦤ ꦥꦥ
Temah agawe kunjana papa
(Temah agawé kunjono popo)
[Membuat tergila-gila (jatuh cinta)]
ꦭꦸꦁꦶꦁ ꦒꦢꦸꦁ ꦲꦁꦌꦪꦸꦤ ꦲꦶꦪꦸꦤ
Lunging gadhung hangayun ayun
(Lungéng gadhung hangayun ayun)
[Seperti daun gadhung yang melayang-layang (kiasan 1*)]
————–
ꦩꦸꦒꦺ ꦏꦱꦼꦩ꧀ꦧꦢꦤ꧀ ꦭꦼꦭꦩ꧀ꦧꦲꦤ꧀ ꦏꦁ ꦗꦠꦶ
Mugo kasembadan lelampahan kang jati
[Semoga terwujud cerita cinta yang sejati]
ꦢꦏ ꦗꦺꦴꦁꦏꦺ ꦱꦿꦤ ꦄꦱꦩꦫ ꦏꦁ ꦾꦺꦏꦶ
Dak jongko srana asmara kang yekti
[Kan kulakukan apapun demi asmara yang nyata]
ꦩꦤꦼꦩ꧀ꦧꦃ ꦩꦿꦶꦁ ꦱꦁ ꦲꦾꦁꦮꦶꦢꦶ
Manembah mréng sang hyangwidi
[Kupanjatkan doa kepada yang kuasa]
ꦩꦸꦒꦶꦲꦺ ꦥꦺꦥꦾꦶꦁ ꦩꦂꦒꦶ
Mugio peparing margi
(Mugio peparéng margi)
[Semoga diberi jalan]
ꦩꦂꦒꦶ ꦏꦁ ꦮꦶꦭꦸꦪ ꦗꦠꦶ
Margi kang waluya jati
(Margi kang waluyo jati)
[Jalan yang benar dan sejati]
ꦢꦸꦃ ꦢꦸꦃ ꦄꦢꦸꦃ ꦱꦁ ꦩꦸꦱꦶꦏꦤꦶꦁ ꦄꦱꦩꦫ
Duh duh aduh sang mustikaning asmara
(Duh duh aduh sang mustikaning asmoro)
[Wahai sang permata hatiku]
Kembali Ke Reff 2
Kembali Ke Reff 1
ꦢꦏ ꦩꦸꦭꦪꦺꦴꦏꦺ ꦥꦶꦤ꧀ꦝ ꦥꦿꦩꦺꦱ꧀ꦮꦶ
Dak mulyake pindha praméswari
(Dak mulyaké pindho praméswari)
[Akan kumuliakan bak seorang ratu]
ꦩ꧀ꦧꦭꦸꦁ ꦗꦤꦸꦫ ꦢꦢꦾꦪ ꦈꦱꦢ ꦏꦁ ꦱꦪꦺꦏꦶ
Mbalung janur dadya usada kang sayekti
[Janur menjadi obat yang ampuh (kiasan 2*)]
//——————
Kiasan 1:
(Lunging gadhung hangayun ayun) Kiasan ini dapat diartikan sebagai ungkapan tentang seseorang yang akhirnya harus menerima kesengsaraan/tergila-gila (agawe kunjana papa),sebagai akibat dari jatuh cinta. Lunging gadhung hangayun ayun menggambarkan bagaimana orang tersebut tak berdaya menghadapi saat jatuh cinta, seperti daun yang terombang-ambing oleh angin.
Kiasan 2:
(Mbalung janur dadya usada kang sayekti) Lirik ini secara kiasan mengungkapkan bahwa sesuatu yang sederhana (seperti janur) bisa menjadi sangat berharga atau berkhasiat jika sudah melekat mendalam, atau bisa juga menggambarkan sesuatu yang sangat berharga dan penuh kekuatan ketika sudah menyatu dengan jiwa atau inti kehidupan. Bisa juga menggambarkan Daun kelapa muda (Janur) menjadi saksi dalam ikatan suci pernikahan.
Keberhasilan Lagu “Pujaningsih” yang Menyentuh Hati
Lagu berjudul “Pujaningsih” yang dinyanyikan oleh Wisnu Jaya dan diciptakan oleh Rw Aziz serta Agus B, telah menarik perhatian publik sejak tayang perdana di kanal YouTube pada 1 Agustus 2024. Lagu ini semakin terkenal setelah dibawakan oleh Silvy Kumalasari, dengan video klipnya menempati urutan ke-18 dalam trending YouTube musik pada hari Senin, 19 Agustus 2024.
Lirik lagu ini menyampaikan perasaan cinta yang mendalam dan penuh harapan, menggambarkan kerinduan dan pengagungan terhadap sosok tercinta. Dengan nuansa yang romantis, liriknya mengisahkan tentang tatapan penuh arti, perasaan yang membara, dan doa untuk kelangsungan cinta yang tulus.
Salah satu bait yang menarik perhatian adalah ketika penyanyi menggambarkan perasaannya saat pertama kali memegang tangan sang pujaan hati, merasakan seolah mendapatkan surga. Frasa “Apa iya iki tresna?” menggambarkan kebingungan namun juga keindahan saat jatuh cinta, menandakan keraguan dan harapan yang menyatu.
Lagu ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang cinta yang sejati, harapan akan masa depan yang cerah, dan doa yang dipanjatkan kepada Tuhan agar cinta tersebut direstui. Melalui lagu ini, Wisnu Jaya dan Silvy Kumalasari berhasil menyentuh hati pendengarnya dan menunjukkan kekuatan perasaan dalam sebuah hubungan.
Dengan demikian, “Pujaningsih” tidak hanya menjadi sebuah lagu, tetapi juga menggambarkan perjalanan emosi dan harapan yang mendalam dalam kehidupan cinta.