UNGARAN – Petugas kepolisian yang dalam hal ini Satlantas Polres Semarang menemukan sejumlah fakta dalam kasus kecelakaan maut yang terjadi di ruas tol Bawen arah Ungaran, tepatnya di KM 438.500 masuk Desa Derekan, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang pada Sabtu (24/9/2022).
Berdasarkan keterangan dari Kasat Lantas Polres Semarang AKP Dwi Himawan Chandra, temuan fakta itu didapatkan dari hasil olah TKP dan pemeriksaan para saksi.[irp posts=”43125″ name=”Laka Maut Tol Bawen, Korban Meninggal Bertambah 2 Orang”]
“Dari tas milik sopir Elf atas nama Muhammad Iqbal Lazuardi ditemukan sejumlah obat flu dan anti radang,” katanya saat ditemui di Ungaran, Selasa (27/9/2022).
Obat-obatan yang dimaksud terdiri dari Divoltar, Molacort, Omeprazole dan Flutanol. Dari keempat jenis obat tersebut, terdapat tiga jenis bungkus obat yang sudah terbuka, yakni Molacort dan Flutanol masing-masing dua butir, serta Divoltar 1 butir.
“Dari informasi medis yang kami terima, dua obat itu bisa menyebabkan kantuk. Dugaan awal, sopir mengonsumsi obat tersebut sebelum melakukan perjalanan,” terangnya.
Dugaan itu diperkuat dengan keterangan saksi yang mengatakan bahwa sopir sempat menyampaikan jika kondisi tubuhnya sedang tidak fit.
“Sehingga kuat dugaan sopir memaksakan diri untuk membawa kendaraan,” bebernya.
Kemudian hasil penyelidikan yang lain, lanjut Himawan, diketahui KBM Elf sempat berhenti untuk beristirahat di rest area 575 B daerah Ngawi dan kembali melanjutkan perjalanan sekira pukul 02.00 WIB. Informasi yang didapat, rombongan itu akan melaksanakan shalat subuh di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
“Pada pukul 03.30 WIB mereka mengalami nasib nahas. Kalaupun lancar, kecil kemungkinan mereka bisa shalat subuh di MAJT. Berarti ada kesan terburu-buru mengejar waktu,” urainya.
Tidak ada bekas pengereman di sekitar TKP kecelakaan tersebut. Sehingga kesimpulan sementara, pengemudi tidak mengetahui keberadaan truk yang ada di depannya karena rasa kantuk sebagai efek obat dan juga minimnya lampu penerangan.
“Tak jauh dari TKP sebenarnya ada jalur penyelamat, namun mungkin karena faktor human error berupa ngantuk dan kehilangan konsentrasi serta tidak cukup penerangan, terjadilah kecelakaan itu,” tandasnya. (win)