Jepara – Para pengusaha mebel besar diharapkan melibatkan pengusaha kecil atau tradisional, agar mereka bisa terus berproduksi.
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta, saat membuka Kolaborasi Pengembangan Industri Furnitur Asli City Branding Jepara melalui Pameran Mebel Online Jepara (Pamuja) Berbasis Online 2023, di Gedung Shima, Selasa (27/6/2023). Menurutnya, pengusaha besar biasanya sudah mempunyai jaringan besar. Jadi, bisa melibatkan setidaknya 5-10 persen pengusaha tradisional.
“Atau bisa juga yang besar mengambil dari yang kecil, karena kalau tidak dibantu, nanti kemiskinan bertambah,” ungkap Edy.
Kepala Disperindag Kabupaten Jepara Eriza Rudi Yulianto menyampaikan, untuk membangkitkan ekonomi di Jepara, pihaknya berupaya mengolaborasi pengembangan ukir, melalui pameran online.
“Jadi pameran online ini akan dilaksanakan sepanjang tahun. Nanti di dalamnya, akan ada JIF-BW, great sale, bagian dari upaya membranding ukir lagi. Seperti jika kita belanja di marketplace, tidak ada Sabtu Minggu, ini seterusnya,” jelasnya.
Disampaikan, saat ini yang mendaftar baru sekitar 140-an pengusaha. Harapannya, seluruh warga yang mempunyai usaha ukir bisa terlibat di situ.
Sebagai informasi, jumlah pelaku usaha yang tercatat pada 2022 tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Jepara 471 pelaku usaha, Tahunan (3.209), Pecangaan (291), Kalinyamatan (33), Welahan (49), dan Mayong (190).
Data ekspor dari Surat Keterangan Asal yang dikelola oleh Disperindag Provinsi Jawa Tengah, terkait komoditas furnitur dari kayu pada periode Januari hingga Maret 2023, rata-rata ekspor per bulan mencapai 127 eksportir. Rata-rata jumlah negara tujuan kegiatan ekspor itu sebanyak 61 negara. Total nilai ekspor 54,7 juta dolar AS, atau setara Rp823,8 miliar.