RASIKAFM.COM | UNGARAN – Kabupaten Semarang masih menghadapi tantangan besar terkait infrastruktur irigasi yang belum memadai. Kerusakan jaringan irigasi dilaporkan meluas hingga 19 kecamatan, dan berdampak langsung terhadap pasokan air bagi lahan pertanian, terutama padi.
Data sementara menunjukkan, kerusakan saluran irigasi sekunder mencapai lebih dari 200 kilometer. Jumlah kerusakan pada jaringan tersier bahkan lebih banyak, sementara yang belum terbangun jauh lebih luas. Kondisi ini membuat distribusi debit air ke sawah tidak berjalan optimal.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyampaikan pemerintah daerah akan memanfaatkan anggaran APBD untuk perbaikan. Ia menjelaskan, saluran irigasi terbagi dalam tiga kewenangan: tersier ditangani Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap), sekunder menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum, sementara primer berada di bawah pemerintah pusat.
“Walaupun saat ini Pemkab mampu membangun saluran tersier, karena keterbatasan anggaran kami tetap berupaya mencari dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi. Kolaborasi ini penting agar ketahanan pangan bisa lebih optimal,” ujar Ngesti di Ungaran, Jumat (22/8/2025).
Sementara Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Muh Edy Sukarno, menambahkan perbaikan saluran irigasi membutuhkan anggaran yang besar. Ia menyoroti kebijakan Presiden Prabowo yang mendorong kolaborasi antara Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian dalam pembangunan infrastruktur irigasi terintegrasi.
“Ke depan, pembangunan saluran air akan dibuat linier. Artinya, ketika waduk dibangun, maka saluran primer, sekunder, hingga tersiernya terkoneksi. Tidak lagi seperti sekarang, sekunder di wilayah A tetapi tersiernya di wilayah B,” jelas Edy.
Hingga kini, data detail kerusakan irigasi masih berada di Dinas Pekerjaan Umum. Pihaknya berencana melakukan pendataan mandiri pada tahun 2026. (win)