UNGARAN – Beberapa bagian gedung SMP Negeri 3 Ambarawa Kabupaten Semarang mengalami kerusakan akibat gempa tektonik beberapa hari terakhir. Pantauan di lapangan pada Selasa (26/10/2021), plafon pada salah satu ruang kelas di lantai tiga jebol dan beberapa bagian dinding mengalami keretakan.
Kepala SMP N 3 Ambarawa Rokhim menuturkan pada hari Sabtu (23/10/2021) pihaknya masih menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
“Guncangan gempa sempat terjadi saat kegiatan belajar, sehingga siswa berhamburan keluar kelas karena panik. Setelah gempa reda, siswa masuk kembali untuk mengambil barang lalu kita pulangkan lebih awal,” terangnya saat ditemui, Selasa (26/10/2021).
Dijelaskan Rokhim setelah kondisi dirasa aman, pihaknya segera melakukan pengecekan di beberapa bagian gedung.
“Total ada 8 ruang kelas di lantai 2 dan 3 yang mengalami kerusakan, mulai dari dinding dan pilar yang retak hingga plafon jebol,” kata dia.
Atas hal itu pihaknya segera berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang untuk mengambil langkah selanjutnya.
“Atas rekomendasi bapak Kepala Disdikbudpora, maka kami memberlakukan pembelajaran secara daring hingga waktu yang belum ditentukan. Sedangkan bapak ibu guru tetap masuk seperti biasa, hanya saja mengurangi aktivitas di dalam ruangan,” urainya.
Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan atas laporan kerusakan gedung sekolah tersebut.
“Kami menginstruksikan agar ruangan kelas yang mengalami kerusakan dikosongkan, jangan digunakan untuk beraktivitas dulu,” ungkapnya.
Dijelaskan Sukaton selain SMP N 3 Ambarawa ada beberapa bangunan gedung sekolah lain yang juga mengalami kerusakan, yakni SD N Lodoyong 1 dan SD N Kupang 1 Ambarawa.
“Di Lodoyong sama Kupang masing-masing ada tiga ruang kelas yang rusak. Imbauan kami juga sama, jangan digunakan untuk kegiatan belajar,” jelasnya.
Terkait permasalahan tersebut, Sukaton menekankan kepada penyelenggara pendidikan di tiga sekolah tersebut untuk kembali melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Di minggu terakhir Oktober ini sampai bulan November mendatang sebaiknya PJJ dulu. Sedangkan sekitar 100 siswa SD yang kelasnya rusak jika nanti PTM digabung ke SD terdekat,” paparnya.
Sukaton menambahkan pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan PJJ diberlakukan.
“Pada prinsipnya faktor keamanan dan keselamatan yang harus diutamakan,” imbuhnya. (win)