RASIKAFM.COM | UNGARAN – Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang telah menyediakan puluhan alat mesin pertanian (alsintan) modern untuk mendukung produktivitas petani di empat kecamatan sekitar Danau Rawa Pening. Program ini bertujuan meningkatkan efisiensi proses tanam dan panen padi serta meringankan pekerjaan petani.
Alat-alat yang disediakan mencakup drone penyemprot pestisida, mini combine harvester, rice transplanter, hand tractor, power weeder, hand sprayer elektrik, dan lainnya. Alat-alat tersebut didistribusikan ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di empat kecamatan, yaitu Tuntang, Bawen, Ambarawa, dan Banyubiru.
Program ini didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Semarang sebesar Rp1,89 miliar. Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Edy Sukarno, menyatakan bahwa program ini ditujukan untuk wilayah penyangga tanaman pangan.
“Sebagian besar petani kita berusia di atas 45 tahun, sekitar 77,8 persen. Dengan alsintan ini, kami berharap proses tanam dan panen menjadi lebih mudah, serta memotivasi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian,” ujar Edy seusai penyerahan alsintan di BPP Tuntang, belum lama ini.
Menurut Edy, efisiensi proses produksi padi dengan alsintan dapat meningkat hingga 30 persen, sementara waktu tanam-panen bisa dipercepat hingga 80 persen dibanding metode manual. Penggunaan alsintan juga mampu mengurangi margin kerugian hasil panen sekitar lima persen.
Salah satu inovasi unggulan adalah penggunaan drone penyemprot pestisida. Dispertanikap telah menyediakan empat unit drone untuk masing-masing BPP. Setiap drone berkapasitas 16 liter cairan pestisida dan mampu menjangkau area seluas enam hektare dalam waktu 20 menit.
“Nanti akan ada pelatihan bagi operatornya, karena memerlukan kemampuan dan keahlian khusus untuk menerbangkan drone,” jelasnya.
Ke depan, tujuh kecamatan lain di Kabupaten Semarang juga akan menerima alsintan modern melalui APBD 2025.
Seorang petani Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Ismail Saleh, menyambut baik kehadiran alsintan modern, terutama drone. Ia mengungkapkan bahwa selama ini penyemprotan pestisida secara manual menjadi kendala berat bagi petani.
“Setiap 10 hari, kami harus menyemprot lahan dengan menggendong tangki cairan di medan yang gembur. Ini pekerjaan yang sangat berat,” ujar Ismail.
Ia juga menyebut sebagian petani di sekitar Rawa Pening telah menggunakan alat modern seperti combine harvester dan traktor, meski masih banyak yang mengandalkan metode manual.
“Di daerah kami, dari total 200 hektare sawah sekitar 20-30 hektare telah menerapkan metode tanam padi sehat atau organik,” kata dia.
Program modernisasi alsintan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian di Kabupaten Semarang. (win)