Pada hakekatnya perbedaan adalah suatu keberagaman yang hakiki namun demikian perbedaan itu dapat dijadikan sebagai bagian dari kehidupan yang memiliki kekuatan dalam membangun kehidupan itu sendiri dengan demikian tujuan dari keharmonisan, hidup bertoleransi dan tercipta kedamaian benar-benar terwujud adanya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyaknya keberagaman maupun perbedaan baik agama, suku, ras, bahasa, budaya, adat istiadat dan antar golongan. Hal ini menjadikan aset sebuah negara dalam bernegara yang tidak ternilai harganya hal tersebut karena tidak semua negara di dunia memilikinya.
Salah satu cara untuk menjaga perbedaan yang beragam tersebut adalah dengan membentengi diri dan memahami benar akidah tentang Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika (Berbeda beda tetapi tetap satu jua) hal tersebutlah yang dijadikan semboyan dan pedoman bagi kehidupan falsafah bangsa Indonesia. Dimana cara penerapannya adalah dengan saling menghargai satu sama lainnya sehingga keutuhan, kebersamaan dalam membangun negara kesatuan yang majemuk sesuai dengan falsafah Pancasila dalam binkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika memiliki peran penting sebagai pemersatu bagi bangsa Indonesia, oleh karenanya kesadaran masyarakat Indonesia untuk menggunakan hak konstitusi baik dalam berkumpul maupun berserikat harus mengutamakan nilai dasar agama sebagai landasan kehidupan karena tujuan hidup dalam setiap agama yang dianut adalah kembali kepada sang pencipta Tuhan Semesta Alam.
Dengan tema Buka Puasa Bersama Semangat Kebersamaan Uhkhuwah Islamiah Ramadhan 1442 H Kita Tingkatkan Kerukunan dan Kebersamaan Nilai Pancasila Menuju Indonesia Yang Aman, Damai Dan Sejahtera Di Tengah Pandemi. Organisasi seperti Expedi Nusantara mengajak dan merangkul semua pihak baik Koramil-10 Kecamatan Sumowono Lettu Inf Yuwono dan jajarannya, seluruh unsur Muspika Kecamatan Sumowono diantaranya Bpk. Kapolsek Sumowono AKP Budiono SH. Hum beserta jajarannya yang diwakilkan oleh Kanit Intel Ipda Budi, Camat Sumowono Bpk. Asep Mulyana STP. Msi beserta jajarannya, Kasi Trantib Bpk. Karyanto, Sekcam Sumowono Bpk. Prayitno dan para tokoh masyarakat, Tokoh Agama, para Santri beserta pengurus dan pimpinan Ponpes An-Najiyah yang berada di dusun Kemuning, desa Pledokan Kecamatan Sumowono untuk malaksanakan buka puasa bersama. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk membangun tali silahturahmi, memupuk semangat kebersamaan, sikap toleransi, budaya kegotong royongan dengan mengedepankan semangat cinta tanah air, berbangsa dan bernegara, nilai luhur Pancasila yang berbhineka Tunggal Ika.
Acara buka puasa bersama dilanjutkan dengan sholat magrib berjamah, tausiyah dan pemberian bantuan bahan pokok makanan kepada Ponpes An Najiyah diterima langsung oleh Pengurus Ponpes AN-Najiyah Sdr. Mustafa.
Pelaksanaan acara buka puasa bersama dilakukan secara sederhana di Ponpes An-Najiyah dengan membatasi peserta + 50 orang sesuai program pemerintah tetap mengedepankan Protokol Kesehatan, menggunakan masker dan menggunakan hand sanitizer.
Acara buka puasa bersama tersebut dapat berjalan dengan aman, tertib dan lancar. Dalam acara tersebut nilai-nilai Pancasila yang disampaikan saat Tausiyah oleh Bpk. KH. Achmad Fofi’i bahwa Bhineka Tunggal Ika menjadi fitrah bagi umat Islam dan masyarakat Indonesia secara menyeluruh karena dalam AlQuran Allah SWT menciptakan manusia dengan perbedaan baik suku, agama, ras, adat dan bahasa agar manusia dapat saling mengenal dan berbuat kebaikan dimuka bumi. Sedangkan Pancasila merupakan Ideologi bangsa Indonesia yang dapat mewakili semua golongan salah satunya adalah sila pertama dari Pancasila Itu sendiri yang berketuhanan yang maha esa.
Dalam Tausiyahnya Bpk. KH. Achmad Rofi’i menjelaskan bahwa mendalami Pancasila dari sila pertama adalah bangsa yang berketuhanan yang artinya dalam amanat Pancasila itu sendiri mengamanahkan bahwa meniadakan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama serta tidak tidakan yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa itu sendiri diantarannya adalah tindakan radikalisme, terorisme, komunisme, animisme, marsisme maupun hal lain yang keji seperti dijelaskan dalam al-quran memberantas amal makruf nahi mungkar. Sehingga jika ada yang masih mempertanyakan kepada umat Islam tentang Pancasila sama artinya pertanyaan tersebut tidak mengerti dan memahami Pancasila yang sesungguhnya. Karena Pancasila lahir terbesar dari Umat Islam dan pendiri bangsa untuk NKRI. Sedangkan NKRI terbentuk setelah bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dengan tidak terlepas dari keagamaan sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Oleh karenanya semangat keberagaman, kebersamaan, kerukunan dan nilai keagamaan tidak dapat dipisahkan dengan falsafah Pancasila yang berketuhanan sebagai nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjaga kebhinekaan dan NKRI.
Expedisi Save NKRI