RASIKAFM.COM | UNGARAN — Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), isu antrean solar di sejumlah SPBU, khususnya di wilayah Pantura Jawa Tengah, menjadi perhatian masyarakat dan pelaku usaha angkutan. Kondisi tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran akan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM), terutama jenis solar, di tengah meningkatnya mobilitas logistik akhir tahun.
Menanggapi hal itu, Pertamina Patra Niaga memastikan stok solar di wilayah Jawa bagian tengah dalam kondisi aman dan mencukupi. Antrean yang terjadi disebut bukan disebabkan kelangkaan, melainkan lonjakan permintaan akibat faktor pembatasan operasional kendaraan berat yang segera diberlakukan.
Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, menjelaskan bahwa secara stok, ketersediaan solar saat ini berada di angka sekitar 3 ribu kiloliter. Jumlah tersebut bersifat dinamis karena setiap hari terjadi proses distribusi keluar dan masuk.
“Kami menjaga stok solar di kisaran 4–5 kali lipat dari konsumsi harian. Dengan skema ini, secara stok kami pastikan tidak ada masalah,” ujarnya.
Menurut Taufiq, fenomena antrean solar saat ini terutama terjadi di wilayah Pantura, mulai dari Brebes hingga Pekalongan. Hal itu dipicu oleh peningkatan permintaan menjelang pemberlakuan larangan melintas bagi kendaraan berat pada Jumat–Sabtu, 19–20 Desember 2025.
“Perusahaan-perusahaan logistik menyadari akan adanya larangan melintas kendaraan berat. Akibatnya, mereka berlomba memenuhi stok di gudang masing-masing atau istilahnya kejar target, supaya saat larangan berlaku suplai mereka tetap aman,” jelasnya.
Ia menambahkan, setelah larangan melintas diterapkan, distribusi barang tetap dilakukan menggunakan kendaraan dengan dimensi lebih kecil. Kondisi inilah yang berdampak pada meningkatnya permintaan solar di SPBU dan memicu antrean.
Taufiq memprediksi, fenomena antrean tersebut akan mereda setelah kebijakan larangan melintas kendaraan berat resmi diberlakukan. Ia menegaskan bahwa antrean BBM tidak selalu identik dengan kelangkaan.
“Kalau dibilang kelangkaan, itu artinya stok di SPBU kosong. Ini justru sebaliknya, masyarakat dan pelaku usaha mengantre karena stoknya ada. Bahkan, antrean ini bisa dimaknai positif sebagai indikator ekonomi yang tumbuh,” tegasnya.
Untuk meminimalkan dampak antrean terhadap arus lalu lintas, Pertamina Patra Niaga juga telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat. Pengaturan lalu lintas dilakukan agar antrean kendaraan di SPBU tidak mengganggu pengguna jalan lainnya.
“Kalau antrean terlihat mengular itu wajar, karena dimensi kendaraan yang mengisi solar rata-rata besar dan panjang. Namun kami pastikan tetap ada pengaturan agar tidak menimbulkan kemacetan,” pungkas Taufiq. (win)
