RASIKAFM.COM | UNGARAN – Perajin tahu di Kabupaten Semarang dalam beberapa minggu terakhir harus berlapang dada. Pasalnya, mereka mengalami penurunan omzet sebagai dampak dari naiknya harga kedelai sebagai bahan baku.
Seperti yang dialami oleh Eko Pujiono (44), perajin tahu asal Desa Langensari, Kecamatan Ungaran Barat. Ia mengaku kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu.
“Dari Rp10.500 menjadi Rp12.600 per kilogram, lumayan (naiknya),” kata Eko ditemui di lokasi pembuatan tahu miliknya, Jumat (10/11/2023).
Kenaikan harga kedelai itu, jelasnya, tidak serta merta membuat harga tahu produksinya ikut naik. Kondisi ini menyebabkan omzetnya turun hingga 50 persen.
“Padahal setiap hari produksi jalan terus. Ongkosnya naik, tapi harga jual tahu masih tetap,” ujarnya.
Pasca kenaikan harga kedelai ini, ia belum memikirkan langkah untuk menyiasatinya. Termasuk dengan mengurangi jumlah produksi dan memperkecil ukuran.
“Jumlah produksi masih ajeg, dalam sehari bikin 2,5 kuintal tahu. Ukuran juga tetap,” sambungnya.
Ia berharap, harga kedelai bisa turun kembali. Hal itu agar ia dan para perajin lainnya tidak terus menanggung kerugian.
“Paling tidak harga kedelai bisa di bawah Rp11.000 per kilogram, biar ongkos produksi tidak terus membengkak,” pungkasnya. (win)