RASIKAFM.COM | UNGARAN – Warga Dusun Jetak, Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang mengaku tidak mengetahui adanya kegaduhan di Masjid Baiturrohim seperti yang tampak dalam video viral yang beredar di media sosial. Saat warga datang untuk salat Subuh, kondisi masjid justru sudah kembali tertata rapi.
Video berdurasi sekitar satu menit itu menampilkan bagian dalam masjid dalam keadaan berantakan. Kursi mimbar terbalik, stand mikrofon ambruk, dan sejumlah perlengkapan ibadah berserakan. Suara seorang pria dalam rekaman terdengar marah-marah sambil menuding seseorang sebagai pelaku.
Namun, hasil penelusuran di lokasi pada Selasa (28/10/2025) malam menunjukkan, suasana masjid tenang dan kegiatan ibadah berjalan seperti biasa. Tidak tampak tanda-tanda kerusakan atau sisa kericuhan seperti dalam video.
Kepala Desa Duren, Trismiwati, menyebut warga tidak mengetahui siapa yang merekam maupun kapan kejadian itu berlangsung. Hingga kini, tak seorang pun saksi yang melihat langsung peristiwa seperti dalam rekaman.
“Kondisi masjid aman, tidak ada yang rusak. Warga dan jemaah juga ayem tentrem, tetap beribadah seperti biasa,” kata Trismiwati.
Menurutnya, satu-satunya orang yang sempat berada di masjid malam itu adalah Paiman, marbot masjid. Sekitar pukul 00.00 WIB, Paiman masuk ke masjid untuk mengusir kelelawar dan melihat semua dalam keadaan normal.
Sekitar satu setengah jam kemudian, Paiman dibangunkan oleh sekelompok orang tak dikenal yang datang menggunakan dua mobil. Mereka mengajaknya ke masjid dan memperlihatkan kondisi perlengkapan ibadah dalam keadaan berantakan, namun tanpa kerusakan.
“Orang tak dikenal itu yang kemudian memvideokan kondisi masjid,” jelas Trismiwati.
Yang menjadi tanda tanya, lanjutnya, saat waktu Subuh tiba, seluruh perlengkapan di dalam masjid sudah kembali rapi. Tak seorang pun warga mengetahui siapa yang membereskan.
“Warga tidak ada yang melihat, tiba-tiba sudah rapi sendiri,” ujarnya.
Tokoh agama setempat, Kiai Faudzin, juga membenarkan bahwa warga Jetak tidak terlibat dan tidak mengetahui proses perekaman video tersebut.
“Narasinya seolah dari warga sini, padahal bukan. Kalau benar ada masjid diacak-acak, mestinya warga marah, tapi di sini semua biasa saja,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy menegaskan pihaknya telah menurunkan tim untuk menyelidiki asal video dan memastikan kebenaran peristiwa tersebut.
“Kami sedang mendalami agar fakta menjadi jelas, termasuk siapa yang merekam dan menyebarkan informasi yang belum tentu benar,” kata Kapolres.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh unggahan yang belum terverifikasi.
“Penyebaran informasi yang menyesatkan dapat berimplikasi hukum. Kami tangani kasus ini secara profesional dan transparan,” tegasnya. (win)
