RASIKAFM.COM | UNGARAN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang memperkuat sistem pemantauan potensi gempa dengan memasang alat seismograf di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang. Langkah ini dilakukan untuk memantau aktivitas Sesar Rawapening serta Sesar Ungaran 1 dan Ungaran 2 yang dinilai memiliki potensi membahayakan.
Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan BMKG untuk pemantauan tanah longsor dan gempa bumi.
“Kami minta pemasangan alat seismograf yang bisa memantau pergerakan itu, dan sudah terwujud. Alat ini kami tempatkan di Desa Candirejo,” ujarnya di Ungaran, Selasa (2/12/2025).
“Dengan alat tersebut, bila ada pergerakan yang membahayakan, kami bisa menyampaikan informasi secara cepat kepada masyarakat.”
Selain memanfaatkan alat pemantau, BPBD juga mengembangkan sistem peringatan dini berbasis masyarakat.
Terkait early warning system manual, pihaknya mencoba menggerakkan masyarakat dan relawan agar peduli dengan lingkungannya.
Ia menyebut masyarakat didorong untuk mengenali kondisi rawan bencana di sekitar tempat tinggal, memahami tingkat risiko, hingga menyusun rencana penanggulangan.
“Setelah tahu risikonya seperti apa, baru kita susun rencana penanggulangannya, sampai akhirnya dilakukan simulasi atau latihan,” tambahnya.
Untuk diketahui, Sesar Ungaran 1 berada di sekitar Gunung Ungaran dan termasuk kategori sesar aktif dengan potensi vulkanik-tektonik. Sesar ini dapat memicu gempa bumi karena merupakan bagian dari zona rekahan kerak bumi yang mengalami pergeseran akibat tekanan tektonik. Adapun Sesar Ungaran 2, bersama Sesar Merapi–Merbabu dan Sesar Rawapening, juga menjadi salah satu sumber potensi gempa di wilayah Ambarawa dan sekitarnya. (win)