RASIKAFM.COM | UNGARAN – Kondisi kontainer sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang memprihatinkan. Banyak di antaranya mengalami kerusakan berat, dengan bagian dasar dan dinding yang keropos akibat korosi.
Sekretaris DLH Kabupaten Semarang, Sri Utami, menyebut saat ini terdapat 98 kontainer sampah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 21 kontainer mengalami kerusakan berat dan tidak dapat digunakan. Sementara 64 lainnya dalam kondisi rusak ringan, sedang, hingga berat, namun masih tetap dioperasikan.
“Pemeliharaan kami sesuaikan dengan tingkat kerusakan. Idealnya memang beli baru itu lebih efektif, tapi karena keterbatasan anggaran, kami maksimalkan upaya perbaikan,” kata dia saat dijumpai di garasi dump truck DLH Kabupaten Semarang, Kamis (24/7/2025).
Menurutnya, anggaran pemeliharaan kontainer, termasuk truk pengangkut sampah, hanya sebesar Rp410 juta. Karena itu, pemeliharaan dilakukan seefisien mungkin. Ia juga mengakui masih ada armada yang tampilannya kurang layak.
“Harapan kami ke depan tidak ada lagi truk sampah yang ditambal sprei dan lain-lain. Kami terus berupaya agar layanan makin baik,” lanjutnya.
Selain kontainer, kondisi truk pengangkut sampah juga menjadi perhatian. Dari 15 unit dump truck, hanya 13 yang masih operasional. Sementara untuk arm roll, 11 unit dalam kondisi baik.
“Sebagian besar truk kami usianya sudah tua, ibarat manusia, fungsi organnya menurun. Tapi kami tetap upayakan perawatan agar bisa tetap melayani masyarakat setiap hari,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, Wisnu Wahyudi, menyoroti kualitas material pada kontainer yang dinilai tidak sesuai standar. Menurutnya, seharusnya plat besi yang digunakan memiliki ketebalan minimal 3 milimeter untuk dasar dan 2 milimeter untuk dinding.
“Kalau kita lihat langsung tadi, memang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Banyak angkutan sampah yang kondisinya bolong-bolong,” ungkapnya.
Ia menyarankan agar ke depan pemeliharaan diserahkan kepada tenaga yang lebih profesional. “Perlu orang yang benar-benar paham, bisa ngelas, dan tahu standar perawatan kontainer sampah,” tambahnya.
Meski demikian, Wisnu menilai dampak terhadap masyarakat lebih kepada keterlambatan pelayanan. “Kalau kontainer penuh, ya harus menunggu kontainer pengganti. Dampaknya ke warga lebih pada waktu pelayanan, bukan secara langsung,” urainya.
Lebih lanjut, ia berharap tampilan armada pengangkut sampah ke depan bisa lebih layak. “Kita paham truk-truk itu tidak sampai menjatuhkan sampah di jalan, tapi kalau tampak seperti keranjang bolong, ya tidak elok dilihat,” pungkasnya. (win)