RASIKAFM.COM|SALATIGA – Ribuan umat Kristiani di Kota Salatiga rayakan Natal bersama-sama di Lapangan Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa setelah dua tahun vakum akibat pandemi covid-19.
Walaupun beralaskan karpet plastik, para warga Salatiga tersebut tampak antusias menyaksikan lantunan doa-doa yang dipimpin oleh para pendeta.
Ketua Badan Kerjasama Gereja-gereja Salatiga (BKGS), Purwanto mengatakan bahwa perayaan Natal kali ini sangatlah ditunggu-tunggu oleh para umat Kristiani di Salatiga.
Kegiatan ini terakhir digelar dua tahun yang lalu pada tahun 2019 dan juga di gelar di Lapangan Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa.
“Hari ini kita umat Kristiani di Salatiga bisa merayakan Natal yang sudah ditunggu-tunggu karena dua tahun ini kita tidak merayakan Natal bersama-sama,” kata Purwanto kepada wartawan, Minggu (25/12/2022).
Dengan digelarnya perayaan Natal bersama-sama ini dapat menjawab kerinduan para umat Kristiani di Salatiga.
Dirinya mengajak para umat Kristiani untuk bangkit bersama-sama menjadi teladan sehingga dapat mewarnai kehidupan.
“Mari sama-sama bangkit, bentuk kebangkitannya dengan diwujudkannya anak-anak Tuhan yang semakin cinta Tuhan, semakin menjadi berkat, teladan sehingga umat Kristiani dapat mewarnai kehidupan ini,” jelasnya.
Perayaan Natal ini bertemakan Bersinarlah Seperti Mentari Menyinari Bumi yang memiliki berbagai macam nilai-nilai kehidupan.
“Mentari itu kalau bersinar tidak diskriminasi maka kita berharap umat Kristiani jangan mendiskriminasi dalam mengasihi,” ungkapnya.
“Mentari itu secara terus bergerak jadi tidak terpengaruh oleh apapun, maka berharap umat Kristiani mengasihi tanpa syarat, pamrih, tidak membeda-bedakan, dan memiliki dampak,” imbuhnya.
Purwanto mengaku perayaan Natal ini diikuti oleh 10 ribu umat Kristiani dari 96 Gereja yang ada di Salatiga.
“Kalau harapannya 15 ribu umat namun jika melihat kondisinya ada sekitar 10 ribu umat Kristiani dari 96 Gereja yang ada di Salatiga,” paparnya.
Dengan adanya perayaan Natal ini diharapkan dapat menyatukan perbedaan-perbedaan oleh semua umat khususnya di Salatiga, sehingga dapat menghargai toleransi.
“Secara fakta beberapa Gereja itu berbeda, tapi bagaimana perbedaan itu bisa menyatu, saling menghargai, menghormati,” katanya.
“Kita bisa toleransi di eksternal, karena kita punya kewajiban untuk merawat Kota Salatiga sebagai Kota tertoleran,” tambahnya. ( rief )