SEMARANG – Shipper sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan solusi logistik dan gudang digital pintar terintegrasi, siap berkomitmen memajukan ekonomi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Shipper juga sedia memperkuat daya tahan pelaku UMKM lokal dengan mendorong pemerataan distribusi barang dan ekonomi melalui layanan logistik dan pergudangan pintar di Semarang, Jawa Tengah. Shipper optimis UMKM lokal dapat bertahan bahkan naik kelas dengan inovasi yang dimiliki.
Sebagai penopang perekonomian nasional, pertumbuhan jumlah UMKM di Kota Semarang termasuk salah satu yang tercepat di Indonesia. Even Alex Chandra, AVP External Affairs Shipper menjelaskan, pihaknya ingin membantu pelaku UMKM untuk lebih kuat di tengah melambatnya perekonomian global.
“Mahalnya biaya sewa gudang berikut dengan operasional warehouse management system (WMS) masih menjadi kendala yang dialami UMKM di daerah. Maka dari itu Shipper hadir di berbagai daerah, salah satunya Semarang dengan menyediakan digitalisasi logistik dan pergudangan pintar yang terjangkau dan sistem WMS terkini,” ujarnya.
Shipper mengoperasikan tiga gudang di Kota Semarang dengan total luas 5.450 m2. Salah satu gudang ini terletak di Kawasan Industri Wijayakusuma.
Hingga saat ini, sebanyak 13 UMKM telah menggunakan layanan Shipper di Semarang. “Layanan warehouse fulfillment, yaitu pemenuhan pesanan dari awal order hingga sampai ke tangan pembeli, menjadi layanan Shipper yang paling diminati pelaku usaha di Provinsi Jawa Tengah termasuk Kota Semarang,” bebernya.
Sementara itu, Warehouse Manager Gudang Shipper di Semarang, Ajar Harris Setiabudi juga akan mendorong perdagangan antar daerah antar provinsi dengan memperlancar arus perdagangan dalam negeri pada distribusi layanan logistik dan gudang digital pintar terintegrasi di seluruh Indonesia.
Shipper mengembangkan inovasi teknologi dengan membantu perusahaan logistik pihak ketiga dalam mengelola pesanan, termasuk mengoptimalkan rute pengiriman dan mengemasnya bersama pesanan yang akan dikirim ke tujuan yang sama.
“Upaya ini untuk mengefisiensikan biaya logistik antar kepulauan yang tinggi serta mengurangi ketidakseimbangan distribusi barang akibat belum terintegrasinya konektivitas jaringan logistik nasional,” paparnya.
Menurut catatan Shipper, UKM yang menggunakan teknologi Shipper dapat menghemat hingga 20% biaya pengiriman.
Efisiensi biaya lainnya yang dilakukan Shipper adalah dengan mendekatkan lokasi barang UMKM ke lokasi pasarnya melalui pengelolaan lebih dari 300 gudang pintar yang tersebar di 35 kota di seluruh Indonesia dengan total lebih dari 500.000 m2.
Disisi lain, pengguna Shipper Lutfia Nurul Aini, mengungkapkan pengalamannya menggunakan layanan logistik dan pergudangan digital Shipper. Wanita yang merupakan pemilik dari merek baju anak-anak Chubbydut ini mengaku bisa menghemat biaya layanan logistik ketika bekerja sama dengan Shipper.
”Pelanggan Chubbydut kebanyakan berada di kawasan Jakarta dan Jawa Barat sehingga awalnya saya berpikir untuk memiliki gudang dan membawa tim sendiri dari Semarang ke Jakarta. Namun saya pasti harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk sewa gudang dan pekerjanya,” katanya.
“Kemudian saya mencoba menggunakan layanan logistik dan pergudangan Shipper yang di Jakarta. Setelah berjalan tiga bulan bersama Shipper, Chubbydut mengalami kenaikan penjualan hingga 200%,” lanjutnya.