UNGARAN – Kota Ungaran, Kabupaten Semarang memiliki beberapa tempat yang telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya. Salah satunya adalah gedung SMPN 1 Ungaran, yang terletak di Jalan Diponegoro Nomor 197, Ungaran Timur.
Bukan hanya gedungnya saja yang bersejarah, namun juga beberapa peralatan sekolah mulai dari zaman kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan juga terdapat di dalamnya. Hingga akhirnya lahirlah museum sekolah di lembaga pendidikan tersebut.
Tatik Arlinawati, Kepala SMPN 1 Ungaran menceritakan ide awal pembuatan museum sekolah itu dimulai pada tahun 2021.
“Tahun kemarin (2021), gedung ini mendapatkan jatah revitalisasi dari Kementerian PUPR, kebetulan Pak Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR) alumni sini. Sehingga mulai gedung A sampai E, kemudian gedung P dan L serta kantin dicat semua dan ditata,” ujarnya saat ditemui di SMPN 1 Ungaran, Senin (29/8/2022).
Setelah proses revitalisasi selesai, kata Tatik, pihaknya bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang berdiskusi bagaimana jika barang-barang bersejarah yang ada di sekolah tersebut dilestarikan.
“Banyak alat-alat sekolah seperti jangka, penggaris, meja tukang, meja guru, buku raport, mesin stensil, sepeda ontel hingga alat permainan ada di sini. Akhirnya kami bersama TACB diskusi dengan salah seorang dosen UKSW yang membuat museum Gatot Soebroto, sehingga lahirlah museum ini,” jelasnya.
Pihaknya juga mempersilakan jika ada masyarakat umum yang memiliki benda-benda pendidikan yang bersejarah untuk menitipkannya di museum SMPN 1 Ungaran.
“Barangkali nenek atau kakeknya masih memiliki alat-alat sekolah zaman dulu, daripada lari ke rongsokan alangkah lebih baik jika dititipkan di sini sebagai sarana pembelajaran. Nanti akan kami lengkapi dengan literasi sesuai sumbernya,” bebernya.
Sementara Ketua TACB Kabupaten Semarang Tri Subekso menyambut baik atas peresmian museum sekolah tersebut. Menurutnya, perjalanan sejarah dari waktu ke waktu SMPN 1 Ungaran juga penting untuk diketahui masyarakat.
“Masyarakat harus tahu sejarah gedung ini. Sejak awal dibangun tahun 1911, kemudian difungsikan sebagai sekolah persiapan Kweekschool (guru), kantor Veld Politie (Polisi Lapangan), sekolah kehutanan, Sekolah Guru Bantu (SGB) hingga akhirnya resmi jadi SMPN 1 Ungaran pada tahun 1959,” terangnya.
Dikatakan Tri, sebenarnya gagasan pembuatan museum ini sudah disiapkan tahun 2021 lalu usai revitalisasi setelah sebelumnya ditetapkan sebagai situs cagar budaya pada bulan Maret 2021. Artinya secara hukum dan undang-undang bangunan tersebut dilindungi. Setelah berdiskusi bagaimana jika dibuat museum, ternyata gayung bersambut. Hingga akhirnya berkoordinasi dengan praktisi museum dan diresmikan pada 27 Agustus 2022 kemarin.
“Ini pencapaian luar biasa, direvitalisasi dan dimanfaatkan sebagai museum. Harapan kami, bisa terus dirawat oleh warga sekolah sebab merupakan bagian di dalamnya,” tandasnya. (win)