RASIKAFM.COM|SALATIGA – Wajah Aditya Hasan Ashari dan Darun Nasiha pasangan pengantin baru asal Jawa Timur begitu sumringah. Mereka merupakan satu dari 14 pasangan pengantin lain dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang ikut dalam nikah massal, di Hotel Larasasri Salatiga yang digelar oleh World Assembly Of Muslim Youth (Wamy) Indonesia.
Kepada rasikafm.com Hasan bercerita bahwa sebelum mengikuti program nikah sempat ragu karena penghasilanya tidak besar, namun setelah ketemu tim Wamy hatinya mantab. Optimis menatap masa depan bersama Nasiha sang pujaan hati. “Mulai dari pelayanan, hingga saya sah menjadi suami istri, semua dicukupi oleh Wamy” kata Hasan kepada Rasika FM, selasa (17/1/2023).
Hasan merupakan warga asli Lumajang Jawa timur, dirinya mengaku mengetahui nikah massal ini dari salah satu ustadz. Sedangkan Syarat wajib ikut dalam nikah massal, adalah belum pernah menikah dan berpenghasilan kurang dari Rp 4 juta.
“Kalau syarat utama berpenghasilan dibawah Rp 4 juta dan belum pernah menikah sama sekali, saya jelas masuk kriteria itu” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Wamy Indonesia, Aang Suandi mengatakan bahwa nikah massal ini merupakan bentuk perhatian Wamy kepada pemuda agar segera menunaikan salah satu ibadah yakni menikah.
Menurutnya Wamy memperhatikan hal tersebut khususnya bagi yang kurang mampu dari segi finansial.
“Segera melakukan pernikahan, kebahagiaan hidup dapat terjamin juga kebahagiaan kolektif secara masyarakat sehingga pemuda-pemuda ini lebih produktif,” kata Aang.
Untuk mengikuti nikah massal ini terdapat persyaratan tertentu yang diberikan kepada para mempelai.
“sebelumnya Ada 50 peserta dan dari sekian kita seleksi lalu terakhir ada 15 pasang pengantin yang ikut dalam nikah massal ini secara gratis,” ungkapnya.
Pihaknya memberi berbagai macam keperluan yang dibutuhkan untuk menikah seperti biaya administrasi KUA, mahar, dan biaya untuk resepsi.
“Alhamdulillah dapat berjalan dengan lancar,” katanya.
Aang Suandi menambahkan jika saat ini Wamy fokus kepada pengembangan sumber daya manusia, khususnya Pemuda dan mahasiswa di Indonesia “kami juga giat melakukan pelatihan leadership training di kampus dan seminar kepemimpinan sejak tahun 90, termasuk pembanggunan masjid” pukas
Aang Suandi (rief)