Semarang – Proyek Normalisasi Sungai Plumbon, Pemerintah Kota Semarang, akan dibiayai melalui World Bank. Proyek tersebut dilakukan sebagai penanggulangan banjir di ibu kota Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, rencana normalisasi Sungai Plumbon berawal dari Menteri PUPR saat meninjau bencana banjir di Kota Lumpia pada 6 Januari 2023 lalu. Hasil dari kunjungan kerja itu, dinilai perlu melakukan normalisasi karena kondisinya tidak seimbang dengan Kali Beringin yang sudah dinormalisasi lebih dulu.
“Kali Beringin diameternya sudah 50 meter. Sedangkan Kali Plumbon masih kecil. Sehingga direncanakan ada normasasi Kali Plumbon dikerjakan mulai tahun 2023,” ungkapnya, Minggu (2/7/2023).
Ita sapaan akrab Hevearita G Rahayu memaparkan, anggaran normalisasi menggunakan bantuan dari World Bank. Sudah ada koordinasi dan komunikasi antara Kementerian PUPR, Pemerintah Kota Semarang, dan World Bank. Berbeda denggan anggaran APBN, pembangunan menggunakan bantuan World Bank ada sejumlah tahapan yang harus dilalui. “Ada tahapan-tahapan terkait masyarakat yang kena dampak,” ujarnya.
Tak hanya normalisasi Sungai Plumbon, lanjut Ita, revitalisasi rumah pompa Sungai Tenggang juga akan dibantu World Bank. Rencananya, kata Mbak Ita, akan ada penambahan pompa di Sungai Tenggang untuk penanggulangan banjir di wilayah timur Kota Semarang. Saat terjadi banjir, kapasitas pompa di Sungai Tenggang tidak sesuai sehingga diperlukan penambahan pompa.
“Sistemnya (bantuan dari World Bank) tidak tahu, itu Kementerian. Tahunya kami dapat bantuan dari World Bank,” jelasnya.
Sementara, dikatakan Mbak Ita, kewajiban Pemerintah Kota Semarang adalah melakukan pembebasan lahan untuk normalisasi Sungai Plumbon. Saat ini Pemkot Semarang sudah memprogramkan terkait pembebasan lahan warga terdampak proyek normalisasi tersebut.