RASIKAFM.COM | UNGARAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang mencatat terdapat lebih dari 100 kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga pertengahan April 2024. Meski demikian, jumlah itu relatif rendah dibandingkan dengan wilayah lain yang menembus angka hingga ribuan kasus.
Kepala Dinkes Kabupaten Semarang Dwi Syaiful Noor Hidayat menyampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang masih terus berupaya menangani kasus DBD ini. Ia menyebut, kasus yang terjadi di wilayah pesisir Jawa Tengah seperti Jepara, Rembang dan Kudus relatif tinggi dibandingkan Kabupaten Semarang.
“Jepara pernah sampai lebih dari 2.000 (kasus), kami pernah membantu ke wilayah pesisir untuk penanganan. Di
kita ada sekitar 100 lebih, tidak sampai 200 dan masih dalam kondisi stabil,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Kamis (18/4/2024).
Dijelaskan Syaiful, penyebab DBD yaitu masyarakat yang terlena tidak menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, kondisi hujan serta panas yang kerap terjadi belakangan ini juga bisa menjadi faktor penyebabnya.
“Genangan air jadi banyak dan bikin populasi nyamuk bertambah,” ujarnya.
Meskipun terdapat kasus di wilayahnya, Syaiful mengklaim bahwa tidak ada kasus pasien khusus DBD yang meninggal dunia.
“Di tempat kita endeminya DB dan tifus, kalau DB positif, kekebalan tubuh turun, pasti tifusnya juga naik dan positif.
Di Kabupaten Semarang rata-rata (warga) ada tifusnya,” sambungnya.
Untuk mencegah bertambahnya kasus DBD, Syaiful mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, pihaknya juga terus menggencarkan fogging atau pengasapan untuk membunuh serangga terutama nyamuk.
“Fogging sebenarnya untuk meredam psikologis masyarakat. Yang paling utama adalah menjaga kebersihan lingkungan, kalau tidak nyamuk akan muncul lagi,” tandasnya. (win)