RASIKAFM.COM | UNGARAN – Sejumlah orangtua murid di SD Negeri Kawengen 02, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, mengeluhkan perubahan jam belajar anak-anak mereka yang kini harus masuk siang akibat kerusakan dua ruang kelas.
Kebijakan belajar siang diterapkan sejak awal tahun ajaran baru 2025/2026 setelah atap ruang kelas 1 dan 2 runtuh. Plafon jebol dan rangka kayu penyangga dilaporkan keropos karena dimakan rayap.
Akibat kebijakan belajar siang, sejumlah orangtua merasa terdampak. Eni (34), warga Dusun Jatirejo, mengaku kesulitan menjalankan usahanya karena harus menunggu anaknya pulang sekolah.
“Biasanya siang saya bisa jaga warung, sekarang tutup karena harus jemput anak. Anak saya juga jadi tidak tidur siang dan mengaji pun terbengkalai karena capek,” ujar Eni ditemui saat menunggu anaknya pulang sekolah, Kamis (31/7/2025).
Hal serupa dialami Tiar (34), warga Dusun Kawengen. Ia bahkan harus menjemput anak tetangganya yang tak bisa pulang sendiri karena orangtuanya bekerja.
“Sekarang anak-anak terlalu lama di sekolah. Masuk siang, pulang sore, jadi kelelahan,” tuturnya.
Sementara Plt Kepala SDN Kawengen 02, Suharto, menyampaikan bahwa sistem belajar bergilir terpaksa diterapkan demi keselamatan siswa. Saat ini, siswa kelas 1 dan 2 belajar pagi, sementara kelas 3 dan 4 masuk siang hari.
“Kami tidak punya pilihan lain. Kalau dipaksakan tetap di ruang rusak, justru membahayakan. Kami paham ini tidak ideal, apalagi belajar siang anak-anak sudah lelah,” urainya.
Menurut Suharto, sejak dibangun pada 1995, bangunan sekolah belum pernah mendapat bantuan rehabilitasi untuk bagian dalam kelas, kecuali perbaikan tiang teras beberapa tahun lalu.
“Kalau dibiarkan terus, bukan hanya mengganggu pembelajaran, tapi juga membebani kehidupan warga sekitar,” pungkasnya. (win)