RASIKAFM – Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy mengatakan bahwa IAIN Salatiga sudah siap beralih status menjadi universitas. “Semua syarat sudah kami penuhi. Bisa dibilang sudah 90 persen siap untuk bertransformasi menjadi universitas,” katanya dalam sambutan pada pembukaan Visitasi Perubahan Bentuk IAIN Salatiga menjadi UIN Salatiga di Gedung KH. Hasyim Asy’ari, Rabu (10/3).
Menurut data yang dipaparkan saat presentasi Visitasi Perubahan Bentuk IAIN Salatiga menjadi UIN Salatiga, IAIN Salatiga sudah memenuhi sebagian besar persyaratan perubahan bentuk. “PMA No. 20 tahun 2020 menyatakan bahwa untuk menjadi universitas, sebuah institut harus memiliki minimal 80 dosen yang berpendidikan magister dan 16 dosen berpendidikan doktor. Jumlah dosen berpendidikan dokter di IAIN Salatiga ada sebanyak 405 orang dan 57 dosen berpendidikan doktor. Syarat ini terpenuhi. Selain itu IAIN Salatiga memiliki delapan guru besar; jumlah ini dua kali lipat dari yang disyaratkan PMA untuk beralih status,” jelas Prof. Zakiyuddin.
“Dari semua persyaratan yang ada dalam PMA No. 20 Tahun 2020, tinggal jumlah prodi di program Pascasarjana atau S2 yang sedang dalam proses pemenuhan. PMA mensyaratkan lima prodi, sedangkan IAIN Salatiga saat ini sudah memiliki tiga prodi di program Pascasarjana. Syarat tersebut akan segera kami penuhi karena sekarang sudah ada tiga program studi lain yang sedang dalam proses penilaian BAN-PT. Saya optimis proses tersebut akan selesai bulan Maret ini,” tambahnya.
Rektor IAIN Salatiga menilai dengan jumlah mahasiswa yang mencapai 14.657 orang serta dukungan yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat setempat, IAIN Salatiga akan bisa segera menjadi UIN. “Berbarengan dengan persiapan kami dalam pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bebas dan Melayani, kami siap bertukar pikiran untuk mengembangkan IAIN Salatiga dan akan terus berinovasi agar dapat memberikan pelayanan prima untuk masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan,” pungkasnya.
Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama , Priyono, S.Pd., M.Pd. mengatakan bahwa secara kualitas dan kuantitas IAIN Salatiga sudah bisa beralih status menjadi UIN. “IAIN Salatiga ini sudah memiliki modal yang cukup untuk jadi UIN. Jurnal Ilmiah bereputasi internasional dan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi yang diraih kemarin adalah salah satu potensi dan modal besar yang bisa dikembangkan,” ujarnya.
Priyono, M.Pd. berpesan agar IAIN Salatiga juga menaruh perhatian yang sama besar terhadap akreditasi institusi, “Ke depan persyaratan alih status akan makin susah, maka proses ini harus segera kita selesaikan. Jangan lupa juga untuk terus meningkatkan mutu. Saya percaya IAIN Salatiga bisa mengerjakan hal tersebut dengan baik, mengingat banyaknya prestasi yang diraih selama enam tahun sejak alih bentuk dari STAIN menjadi IAIN.”
Sedangkan asesor Prof. Dr. Syamsudin Ni’am, M.Ag mengatakan bahwa IAIN Salatiga telah berada pada proses dan jalur yang benar. “UIN Salatiga is in progress, patut kita tunggu. Yang paling penting adalah bagaimana nanti UIN Salatiga bisa menjaga semangat integrasi keilmuan dengan paradigma keilmuan yang dipilih. Jadi nanti tidak hanya ilmu keislaman yang maju, tapi rumpun ilmu umum juga mendapat kesempatan untuk maju, tidak ada yang lebih menonjol,” pungkasnya.(rief)