Hal ini menyusul Akibat Lonjakan kasus aktif Covid-19 terjadi di Kota Salatiga. Data Dinas Kesehatan Kota Salatiga mencatat per Minggu (6/2/2022) ada penambahan 9 kasus sehingga total ada 28 pasien yang menjalani perawatan.
Kepada media Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan di antara kasus aktif tersebut, terjadi di sejumlah sekolah. “Ada kasus di sekolah, sehingga pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut dihentikan untuk sementara waktu. Ditutup satu minggu, jadi metode pembelajaran kembali jarak jauh. Selanjutnya akan ada evaluasi pada minggu berikutnya,” jelasnya saat dihubungi.
Yuliyanto menambahkan kasus aktif Covid-19 di sekolah terjadi di satu SMP swasta satu guru, dua SMP negeri dengan masing-masing satu siswa, satu SD negeri satu guru, serta satu siswa sekolah internasional.
Dikatakan, karena kondisi tersebut dilakukan koordinasi untuk penyelengaraan pembelajaran. “Pembelajarana tatap muka terbatas dilaksanakan dengan menghadirkan 50 persen peserta didik setiap hari tanpa shift dan 50 persen peserta didik mengikuti pembelajaran jarak jauh. Durasi belajar tiga jam efektif,” kata Yuliyanto.
Meski mengalami lonjakan kasus Covid-19, menurut Yuliyanto saat ini belum ditemukan varian Omicron. “Untuk ruang isolasi dan isoter sudah disiapkan sewaktu-waktu bisa ditempati. Tapi sementara ini masih bisa dengan isolasi mandiri di masing- rumah kecuali ada gejala yang harus membutuhkan untuk dirawat di RSUD,” kata Yuliyanto.