SEMARANG – Kota Semarang menggelar tradisi tahunan jelang bulan ramadhan yaitu Dugderan 2022 secara sederhana dan terbatas serta tanpa arak-arakan.
Untuk tahun ini, acara Dugder diselenggarakan dengan cara karnaval mulai dari Balaikota Semarang, menuju ke Masjid Agung Semarang, dan berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah.
Prosesi utama karnaval Dugder adalah penyerahan Suhuf Halaqoh dari Alim ulama Masjid Kauman kepada Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat yang diperankan oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi untuk dibacakan kepada seluruh warga Kota Semarang.
Setelah pembacaan Suhuf Halaqoh dilanjutkan dengan pemukulan bedug yang disertai suara meriam di Masjid Kauman Semarang. Acara utama di Masjid Agung Jawa Tengah yakni penyerahan Suhuf Halaqoh yang dibawa oleh Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat dari Masjid Kauman diserahkan kepada Raden Mas Tumenggung Probo Hadikusuma (Gubernur Jawa Tengah) untuk diumumkan kepada seluruh warga Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan rasa syukur lantaran sudah mulai bisa menyelenggarakan Dugderan pada tahun ini. Sebab, setelah dua tahun tak ada kemeriahan tradisi penyambutan bulan Ramadhan di Ibu Kota Jateng.
Akan tetapi, Pemkot Semarang tidak mau terlena sehingga acara tahunan ini digelar secara terbatas dan utamanya jaga protokol kesehatan (Prokes).
“Hari ini, Alhamdulillah bisa digelar Dugderan meskipun belum bisa arak-arakan di jalan. Sudah ada kemeriahan, yang penting tetap Prokes. Saya lihat masyarakat antusias,” kata Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, disela-sela acara Kamis (31/3/2022).
Hendi juga menjelaskan bahwa ramadhan tahun ini kita diberikan angin segar bagi masyarakat lantaran diizinkan tarawih keliling atau di tempat ibadah dengan catatan prokes tetap dipatuhi.
“Saya berharap, masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik. Tarawih keliling boleh, tarawih ke tempat ibadah boleh asal Prokes dipastikan yang panjenengan lakukan,”ujarnya.
Selain Prokes, ia berpesan kepada masyarakat untuk bertoleransi satu sama lainnya ketika ibadah puasa berlangsung. Sehingga, Hendi menegaskan tidak perlu adanya kegiatan sweeping restoran atau tempat makan di siang hari. Di sisi lain, Pemkot Semarang juga mengupayakan pasokan sembako selama ramadhan di Kota Semarang lancar dan harga tidak melambung tinggi.
“Jadi kawan-kawan yang tidak menjalankan ibadah puasa, ya mohon menghormati yang berpuasa. Tapi sebaliknya, orang yang berpuasa juga menghormati yang tidak berpuasa. Artinya, enggak perlu ada sweeping restoran, tempat makan di siang hari enggak perlu. Kita semuanya menghormati dan saling tenggang rasa,” bebernya.
“Mudah mudahan, kegiatan selama Ramadhan lancar. Pasokan sembako baik, harganya tidak melambung terlalu tinggi. Pastika. Pemerintah untuk menjaga hal tersebut,” tambahnya.
Sementara dalam pelaksanaan Dugderan 2022 ini antusiasime masyarakat cukup tinggi. Selain memenuhi Balaikota, masyarakat juga tampak menanti di pinggir jalan meskipun tidak ada arak-arakan, bahkan di depan Masjid Kauman, Alun-alun Kota Semarang sesak oleh masyarakat.
Moni (24) salah seorang warga mengungkapkan jika dia memang kangen dengan tradisi dugderan. Meskipun digelar secara sederhana, Moni sudah bersyukur jika event masyarakat seperti ini bisa dilaksanakan kembali.
“Kami kira ada arak-arakan. Kami rindu sekali soalnya dengan dugderan. Tapi ya sudah tidak apa-apa, disyukuri saja ketimbang dua tahun sebelumnya yang selalu sepi,” imbuhnya.