UNGARAN – Tim Divisi Humas (Divhumas) Mabes Polri menggelar Focus Group Discussion (FGD) Kontra Radikalisme, di pendapa rumah dinas Bupati Semarang, Kamis (14/4/2022).
Dalam acara ini, dihadirkan pula M. Nasir Abas seorang mantan narapidana terorisme (napiter) yang pernah tergabung dalam Jamaah Islamiyah (JI) sebagai narasumber.
“Jangan mudah terpengaruh oleh ajakan orang yang mengajak untuk melakukan tindak kekerasan atas nama agama Islam. Indonesia bukan anti Islam,” jelasnya.
Dalam materinya ia mengungkapkan pengalamannya yang pernah menjadi petinggi JI dan merupakan Guru dari Imam Samudra, Umar Patek, Dr Ashari dan Noordin M Top.
“Saya 6 tahun sebagai penyelundup ikut perang di Afghanistan dan 3 tahun di Philipina,” ungkapnya.
Pengalaman tersebut membuat dirinya paham betul cara dan metode yang digunakan dalam penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Oleh karena itu ia mewanti-wanti agar para generasi muda tidak terjerumus dalam paham berbahaya tersebut.
“Tetap jaga kerukunan umat bergama dalam sikap persaudaraan, tolong menolong, toleransi dan tenggang rasa umat beragama karena Indonesia merupakan rumah bersama, bukan milik agama atau golongan tertentu,” ujarnya.
Kasubag Berita Bagian Penum Biro Penmas Divisi Humas Polri AKBP Gatot Hartono menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya membangun personal guna mencegah paham radikalisme.
“Saat ini paham radikalisme dan separatisme banyak dihembuskan oleh kelompok tertentu melalui berbagai elemen. Tujuannya merubah paham seseorang menjadi radikal,” kata Gatot.
Gatot menambahkan perlunya upaya yang sinergi dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat baik tokoh agama, masyarakat, adat dan pemuda untuk terus berperan aktif guna menangkal penyebaran paham radikalisme.
“Kontra radikal merupakan upaya membangun personal guna mencegah paham radikalisme, separatisme yang saat ini banyak dihembuskan oleh kelompok tertentu. Dan ini menjadi tanggung jawab bersama,” tandasnya. (win)